Selasa, 14 Januari 2014

Ayo membaca



Ayo membaca

Buku adalah jendela dunia. Pepatah itu sangat sering kita dengar. Namun, dewasa ini budaya membaca di kalangan remaja sangat kurang. Padahal, banyak sekali hal yang bisa kita dapat dari buku, tidak hanya buku saja tetapi bisa juga dari media cetak lainnya seperti koran, dan majalah. Mengapa budaya membaca sangat kurang di kalangan remaja?

Budaya membaca di kalangan remaja sangat kurang di masa kini. Itu bukanlah merupakan suatu bentuk kebanggaan dari kita. Faktanya, remaja jaman sekarang kelihatannya lebih tertarik ke hal lain bukan membaca buku, apalagi buku pelajaran. Walaupun mereka tertarik dalam membaca buku, pastinya mereka lebih tertarik membaca novel atau komik, bahkan mereka lebih tertarik untuk membaca bacaan yang tidak benar atau bisa dibilang tidak bermanfaat hanya untuk kesenangan sendiri saja. Dan juga karena dengan berkembangnya teknologi di dunia yang semakin canggih, remaja masa kini juga lebih tertarik untuk membaca timeline seperti  timeline twitter, facebook, instagram, dan lain-lain yang berhubungan dengan media sosial dan dunia internet.

Maka dari itu, jika diperhatikan dan dinilai budaya membaca di kalangan remaja itu terbukti sangat kurang dan tingkatnya semakin lama semakin menurun. Kalangan membaca sudah mulai dirasakan kebosanannya bagi para remaja apalagi bagi para remaja yang tidak terlalu atau bahkan tidak suka membaca. Menurunnya budaya membaca di kalangan remaja ini adalah akibat dari banyaknya faktor. Salah satunya yang paling menarik bagi para remaja adalah gadget. Jaman sekarang ini, para remaja lebih tertarik terhadap gadget seperti handphone, tab, iPad, dan yang lainnya, mereka juga lebih tertarik ke games apalagi seorang gamers. Berbeda dengan jaman dulu, di jaman dulu disaat teknologi yang masih belum canggih, para remaja lebih banyak mempunyai aktivitas yang lebih bermanfaat, mereka tidak fokus ke gadget, tidak hanya gadget saja tentunya televisi pun juga. Kalau sekarang, para remaja lebih terfokuskan ke teknologi. Hampir setiap hari bahkan bisa jadi setiap waktu mereka mengisi waktu luang mereka hanya dengan gadget masing-masing, menonton siaran acara favorit mereka di televisi yang membuat mereka ketagihan sampai lupa waktu. Padahal, mereka bisa mengisi waktu luang mereka dengan membaca, bisa membaca buku ilmu pengetahuan, buku pelajaran, koran, atau bacaan lainnya yang lebih bermanfaat dibandingkan bermain gadget, menonton televisi terus, karena dengan bermain gadget dan menonton tv terus juga dapat membawa pengaruh buruk bagi mereka, jadi lebih baik membaca buku, yang dapat membuat wawasan menjadi lebih luas. Selain itu, faktor dari menurunnya budaya membaca di kalangan remaja juga diakibatkan oleh kesibukkan aktivitas dari masing-masing remaja. Biasanya, remaja yang masih sekolah, kuliah, otomatis mereka memiliki tugas yang banyak, sehingga mereka lebih fokus ke tugas yang harus diselesaikan satu per satu apalagi kalau tugasnya individu dan membutuhkan waktu yang banyak untuk mengerjakannya sampai selesai, itu membuat mereka menjadi habis waktunya untuk mengerjakan tugas belum lagi banyak halangan lain yang bisa menyita waktu. Faktor lain dari menurunnya budaya membaca bisa juga karena sibuk belajar, banyak ulangan, les, banyak acara dan kesibukan di jadwal lainnya, sehingga membuat waktu luang mereka untuk membaca jadi habis. Dan pastinya, mereka juga banyak bersantai-santai, bermalas-malasan, belum lagi kecapean, butuh waktu untuk istirahat, sehingga tidak ada waktu untuk membaca. 

Satu hal lagi yang membuat para remaja menjadi tidak tertarik terhadap membaca, yaitu karena bacaannya yang kurang menarik atau bahkan tidak menarik sehingga membuat para remaja keburu merasa males duluan untuk membacanya dan juga karena bacaannya yang membosankan. Dengan begitu, mengakibatkan budaya membaca di kalangan remaja menjadi menurun.

Kalau menurut pendapat dari orang lain “budaya membaca dikalangan remaja itu sangat kurang, banyak remaja jaman sekarang yang malas membaca, lebih tertarik ke gadget, dunia internet, games. Sebaiknya, budaya membaca lebih ditingkatkan lagi agar para remaja dapat berwawasan luas” katanya.

Untuk mengatasi menurunnya budaya membaca di kalangan remaja ini, sebaiknya budaya membaca lebih ditingkatkan. Dengan memberikan para remaja bacaan-bacaan yang lebih menarik, tidak membosankan, dan tentunya bermanfaat untuk menambah wawasan agar lebih luas, dan bisa juga dengan melatih para remaja untuk belajar lebih disiplin untuk dapat mengatur waktu tidak hanya sibuk terfokuskan ke gadget masing-masing, tidak hanya fokus ke tugas-tugas, ulangan, dan terlalu banyak bermalas-malasan, tapi bisa juga mengatur waktu supaya semua dapat dilakukan dengan teratur. Mulai dari belajar, mengerjakan tugas, istirahat, membaca buku, koran atau bacaan lainnya yang bermanfaat. Dan untuk orang tua, disarankan juga untuk memantau dan tentunya mengajak anaknya yang sudah remaja atau belum untuk banyak membaca supaya berpengetahuan luas.  ( Chelsea adelayne / 9B )

( Penulis adalah  Siswi SMP Tarakanita Gading Serpong, tulisan ini pernah diterbitkan di majalah “ICON” SMP Tarakanita Gading Serpong edisi 8 bulan  Desember 2013)


JATUH DAN BANGKIT



JATUH DAN BANGKIT

            Sore itu aku sengaja bersepeda keliling kompleks. Perlahan kugowes pedal  ‘Polygonku’ menyususri jalanan. Sesekali aku harus menghidari lubang-lubang di jalanan atau harus mengerem mendadak karena anjing yang tiba-tiba memotong jalanku. Semakin lama gowesanku makin kencang sampai …. “grubyaak…!”. Tahu – tahu aku sudah jatuh menimpa ‘Polygonku’. Rupanya aku kurang gesit menghindari batu di depanku. Batu itu tidak terlalu besar, hanya sekepalan tanganku. Meski kecil, batu itu cukup sukses membuatku jatuh. 

            Sakit, memang. Tetapi rasa malu yang kurasa lebih besar dari rasa sakit yang kualami. Apalagi ketika aku melihat sekelompok anak kecil yang menertawakan aku. “Ihhh, bukannya menolong, malah menertawakan,” batinku dongkol. Dengan menahan sakit dan malu aku berusaha bangkit. Untung ada seseorang yang menolongku. Setelah mengucapkan ‘terima kasih’  aku  kembali menggowes ‘Polygonku’

            Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, memalukan, bahkan membuat kita terpuruk (yang untuk selanjutkan saya sebut dengan ‘kegagalan’). Misalnya gagal masuk peringkat sepuluh besar di kelas, kalah dalam perlombaan atau pertandingan tertentu, ketahuan melakukan pelanggaran dan dihukum, atau hal-hal lainnya.
 
Ada berbagai cara untuk menutupi  ‘kegagalan’ kita, misalnya dengan bersikap masa bodoh atau pura-pura tidak ada masalah, menyalahkan orang lain sebagai penyebab ‘kegagalan’ yang kita alami, atau bahkan terpuruk dan meratapi ‘kegagalan’ itu. Namun ada satu cara yang saya rasa lebih tepat daripada cara-cara sebelumnya, yaitu dengan bangkit dan memperbaiki diri. Ungkapan ini kuperoleh saat aku menyimak kotbah pastu di gereja pada misa hari Minggu. Dalam kotbahnya diceritakan bahwa ada seorang pastur yang harus meminpin misa di sebuah penjara, tiba-tiba pastus itu terjatuh. Seluruh jemaat –yang hampir semuanya kaum binaan- menertawakannya. Bukannya marah, pastur ini berusaha bangkit yang berkata “Saudara-saudara, dalam hidup kita seringkali kita ‘jatuh’ sama seperti yang Saudara-saudara alami saat ini. Saat ini Saudara-saudara sedang mengalami kejatuhan, tetapi yang terpenting adalah bahawa Saudara-saudara mau bangkit dari kejatuhan ini atau tidak? Sama halnya dengan yang saya alami baru saja. Saya jatuh tetapi saya bangkit. … Semua jemaat yang tadinya menertawakan Sang Pastur akhirnya terdiam.

            Jatuh (kegagalan) memang tidak enak, apalagi bila ditertawakan orang. Apalagi bila ‘kegagalan’ kita menjadi bahan lelucon bagi orang lain. Tak jarang ketika kita mengalami ‘kegagalan ‘ justru orang lain merasa senang. Tapi yakinlah bahwa di antara mereka yang menertawakan kita ada orang berhati tulus yang mau menolong kita. Dialah Tuhan Sang Penolong Sejati. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah  ‘Maukah kita menyambut uluran tangan Tuhan?.  ‘Jatuh’ adalah hal biasa dalam kehidupan  namun ‘Bangkit’ adalah hal luar biasa dalam kehidupan. So, lakukanlah hal yang luar biasa itu dalam kehidupan kita, karena Tuhan selalu menolong kita. Amin.(Dian Krist ).

( Penulis adalah  Guru SMP Tarakanita Gading Serpong, tulisan ini pernah diterbitkan di majalah “ICON” SMP Tarakanita Gading Serpong edisi 8 bulan  Desember 2013)

I’m Glad I’m Your Mother



I’m Glad I’m Your Mother


            When someone say that becoming a mother is a wonderful thing, I agree with that!. And when people say that a woman will be perfect after she becomes a mother, so do I!. There are so many things that can be told and remembered about that. Something which is funny even touching. For me, my children give me so many experiences and inspiration. They are my reason to live.

            Something funny was happened when I, my son and his aunt were watching a circus on TV. There were a chimpanzee which was on its friend’s shoulder  cycling though a rope. ‘It’s you on the top,’ said my sister to my son. Calmly he also said, ‘And it’s you at the bottom, aunty. Carrying me on your shoulder, am I heavy?’. Haha… it’s sounded really funny because he’s only a 3 years old child.

            I remembered when one day I laughed at him. He cried because his baby sister bit his pointer. I thought it was funny. ‘Of course it’s your fault, why did you get your pointer into her mouth?. She is a baby and she doesn’t understand,’ I asked him. Still with the tears falling down his cheek, he replied, ‘She wanted to eat a marble and I tried to get it out from her mouth. I think she will die if she eat that marble…’.  Oh dear… I felt guilty because I laughed at something which was very amazing. My son loved his sister very much and he was only 4 at that time. Other moment was happened when I peeled a mango for him. He asked me why I didn’t eat the mango too. I said that it’s for him. But he forced me to eat it. Then I ate the bottom part which was sour. He knew that and said, ’it was sour, mommy. You must eat this part which is sweet’. ‘it’s okay’, I love this part!’ I tried to lie. But he stopped eating, looking at me and said, ‘Mommy, everyone wanted the sweet part and you have to get it as well!. Oh, I couldn’t say anything. One thing that I still remembered until now is his face and voice at that time, when he was 5.

And this was the story in his sixth age. One day he asked me in worry , ‘Mommy, if I pass away, who will take care of you?’. ‘Oh, honey, don’t worry, it won’t happen..’, I should die first before you,’ I answered like that to make him stop worrying about that thing, I thought. ‘Why?,’ he asked me again. ‘Because people who are older will die first, and the younger ones will come next’. And you know what after that?. He told this to his grandpa, ‘Grandpa, you will die first before all of us because you are the oldest here!’, Mommy said that to me’. Oh My God… I think you can imagine what they’re thinking about what kind of mother I am!. But, everything was fine after I clarified that, and everybody was laughing, thinking that it was the funniest thing ever. It really taught me a lesson that a mother should think further before giving an explanation to her child.

This is another story about him. Some of his aunt’s friends often came to our house. One of them always wore his hat whenever he came. When he asked  me about that, I replied, ’I don’t know, maybe he was bald’. Actually, I wasn’t serious, I didn’t know exactly the reason why. I answered like that to stop him asking more about that. Then, I couldn’t face that person anymore because he said, ‘uncle, mommy said that you’re bald, that’s why you’re wearing your hat everywhere’. Oh… I felt ashamed. However, everybody was laughing to hear that. Maybe some of them thought, what kind of mother who taught his son to be impolite?. However, the next day he came to our house, he wasn’t wearing his hat anymore, maybe to show us that he wasn’t bald!.

            And one day, when he was 9, we have a chatting heart by heart and I said that parents will sacrifice everything for their children. Their children were their life, their treasure and couldn’t be exchanged with everything in this world. One more time, he said something that I would never forget, ‘For me, parents are also everything!’. Ah, I hugged him as if I will never let him go. Son… although you only gave me 12 years of your life, but you give me much happiness. You made my life brighter although you left the deepest sadness in my life. And you know, son… I’m glad I’m your mother and I ever had you in my life. God, thank you for all  beautiful moments I shared with him.

I realized that whatever we do is all for our children and whatever they do will teach us something about life. I’m sure everyone who is reading my story will agree with me. No matter whether you’re rich or poor, but you will feel happy and comfortable when someone calls you ‘Mom’. And for all moms in the world, Happy mother’s day… be glad that you are a mother!. ( Mrs Poopy ).

( Penulis adalah  Guru SMP Tarakanita Gading Serpong, tulisan ini pernah diterbitkan di majalah “ICON” SMP Tarakanita Gading Serpong edisi 8 bulan  Desember 2013)

Bersyukur dalam Menjalani Hidup




Bersyukur dalam Menjalani Hidup

Di ruang perpustakaan saya bertanya kepada Tyas, siswi kelas 8A “ Kamu kenal pak Basiyo?” siapa pak ?”, dia balik bertanya. Kemudian Ophilia sahabatnya menjawab, “ itu karyawan yang suka menyanyi…”’ “ O ya, bapak  yang sering jadi dirigen saat bapak ibu guru tugas di geraja ya.” Memang siswa-siswi mengenal bapak Basiyo, karena kecintaannya menggeluti hal-hal terkait menyanyi. Pernah diminta Pak Widya, pendiri dan pelatih tarakanita Glee Club, untuk mendampingi anggota TGC dalam persiapan sebuah konser amal.   

Pak Bas, demikian anak-anak memanggilnya, merupakan salah satu karyawan SMP Tarakanita yang baik, ramah, rajin, suka membantu, teliti, tanggung jawab, dan  dapat bekerja sama . Ternyata dia mempunyai pengalaman berorganisasi yang banyak dan memiliki prinsip hidup yang mendalam.

Menjadi Bagian Keluarga SMP Tarakanita Gading Serpong

            Yusup Basiyo yang pangilan akrabnya Pak Basiyo mulai bergabung di SMP Tarakanita Gading Serpong pada tanggal 25 Agustus 2002. Tentunnya banyak hal yang dialami  Pak Basiyo selama kurang lebih 11 tahun menjadi anggota dari keluarga besar SMP Tarakanita Gading Serpong. Setiap hari selalu datang ke sekolah jam 6 pagi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari. Dari pengalaman organisasinya yang banyak maka tidak heran jika setiap ada kegiatan misa di sekolah Pak Basiyo ini selalu kelihatan dalam mempersiapkan maupun pada pelaksanaan misa. Setiap SMP Tarakanita mendapat tugas koor di gereja Laurensius selalu ambil bagian mulai dari mempersiapkan teks lagu dan menjadi dirigen saat berlatih maupun bertugas. Karena Pak Basiyo ini tekun, teliti, dan tanggung jawab maka ketika sekolah akan melaksanakan UTS, UAS, UKK, Try Out, Pra UN, Ujian Sekolah maka dialah yang mendapat kepercayaan dalam pengepakan soal dan kelengkapanya dalam amplop tiap ruang. Pada setiap kegiatan baik unit SMP  maupun wilayah Gading Serpong selalu ambil bagian dalam membantu kelancaran kegiatan bahkan terkadang dengan inisiatif sendiri.

Bagaimana pandangan beberapa rekan kerjanya dan salah satu siswa di SMP Tarakanita G.S terhadap Pak Basiyo? Menurut Pak Bambang,  orangnya ramah, rajin, suka membantu terkadang terasa berlebihan. Menurut Bu Titis, orangnya sabar sederhana, sosialnya tinggi, bisa diajak kerja sama, dalam bekerja tidak memikirkan untung dan rugi dan entengan. Pak Sutris yang bertugas keamanan di SMP, “ Pak Basiyo rajin, baik, ringan tangan, mudah memberi pertolongan, perhatian, supel, rapi dalam berpakaian, dan dapat menjadi contoh bagi siswa”, yang di amini juga oleh pak Kris. Hal serupa dirasakan oleh bu Suzy “Pak Basiyo baik, dan dari hari ke hari semakin rajin”. Sammy ketua kelas 9B,  “ Pak Basiyo  tekad dan semangat kerjany tinggi “.

Dalam berkarya di sekolah yang sering berhadapan dengan beraragam perilaku siswa, pak Basiyo  menjalaninya dengan mulai belajar dan memahami karakter siswa yang majemuk meski hal itu  tak mudah, namun bukan bukan berarti tidak bisa. Di lain sisi pak Basiyo merasa mendapat keluarga baru yang dapat saling menguatkan, harapannya di lembaga ini merupakan tempat yang pertama dan terakhir untuk berkarya, itulah kebahagiaanya berkarya di SMP Tarakanita Gading Serpong.  Berkaitan dengan tugas di lembaga sekolah ini pak Basiyo  mengajak seluruh warga SMP Tarakanita untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan di sekolah ini.

Menjalani Hidup dalam Berkarya, Bermasyarakat dan Menggereja

            Seiring berjalannya waktu selama  menjalankan tugas karya pelayanan di lembaga pendidikan yang bergaul dengan berbagai usia dan berbagai macam karakter Pak Basiyo mempunyai kesan dalam bekerja merupakan suatu pengalaman yang mengasyikan. Ada pengalaman baik dan ada pengalaman buruk, hendaknya kita harus bersyukur dalam menjalaninya. Dengan demikian maka akan lebih ringan dalam menjalankan tugas-tugasnya, memang lebih mudah melihat kelemahan orang lain, cobalah sekali-kali kita refleksi untuk melihat kelemahan diri sendiri.

            Pada tanggal 27 Oktober 2012 Pak Basiyo membangun keluarga dengan pilhan hatinya Sisilia Yessy Multi Resista. Ketika pemberkatan perkawinan di gereja oleh almarhum Romo Hery Kartono kagum karena umat yang hadir mendukung mereka sangat banyak. Ini membuktikan bahwa dalam bermasyarakat banyak orang yang mempunyai hubungan baik dengan Pak Basiyo maupun Mbak Yessy. Saat ini keluarga muda ini sudah lebih ramai dengan kelahiran putra pertamanya Alexander Jerolin Yossy Alfaro 4 bulan yang lalu. Dalam menjalani hidup berkeluarga menurut Mbak Yessy, Pak Basiyo turut ambil bagian membantu dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya.

            Dalam bermasyarakat Pak Basiyo menjaga hubungan baik dengan tetangga di sekitarnya dan melibatkan diri dalam kegiatan yang ada di RT. Dilihat dari pengalaman berorganisasi pastilah dalam kegiatan gereja Pak Basiyo aktif untuk koor baik di lingkungan maupun wilayah. Seandainya kita mengikuti misa di gereja Helena mungkin dapat melihat dan mendengar ketika Pak Basiyo bertugas sebagai pemazmur.

            Sebagai pedoman hidupnya Pak Basiyo mempunyai prinsip menjalani hidup ini seperti air yang mengalir, bersyukur karena hidup ini sudah ada yang mengatur. Kita dapat belajar dari pengalaman pak Basiyo dalam berkarya, bermasyarakat , mengereja dan jauh dari itu kita dapat ternyata membalas kasih Tuhan dengan pelayanan di gereja tentunya juga menjadi berkat bagi sesama.
Pak Basiyo sukses selalu …. Tuhan memberkati.( C. Lestarinigsih )

Yusup Basiyo
Lahir:  Oku, 5 Februari 1983.
Pendidikan :
-          SMK Xaverius  Belitang
-          SMP Xaverius I Belitang
-          SDN Nusa Tunggal
Pengalaman berorganisasi:
-          Pengurus Lingkungan Maria Materde, Binong tahun 2008- sekarang
-          Pengurus KKMK St. Helena tahun 2008-2012
-          Pengurus Orang Muda Katolik (OMK) tahun 2003-2008
-          Pengurus OSIS SMK Xaverius Belitang Tahun 2000-2001

           
( Penulis adalah Kepala Sekolah SMP Tarakanita Gading Serpong, tulisan ini pernah diterbitkan di majalah “ICON” SMP Tarakanita Gading Serpong edisi 8 bulan  Desember 2013)


,