Bentuk
– bentuk Muka Bumi
Standar
Kompetensi :
1.
Memahami
lingkungan kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar :
1.1
Mendekripsikan bentuk muka bumi,
pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.
Disusun oleh :
F. Budi Wibowo,S.Pd.
guru IPS SMP Tarakanita Gading Serpong
Blog : mimbarpena2021@blogspot.com
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Gambar : fiflowers.wordpress.com
1.
Porses alam eksogen dan endogen yang
menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi.
2.
Macam-macam bentuk muka bumi yang
berasal dari proses struktural dan vulkanisme.
3.
Jenis-jenis batuan.
4.
Tipe-tipe gunung api menurut bentuknya
5.
Faktor-faktor penyebab bencana gempa
bumi dan dampaknya terhadap kehidupan.
6.
Diagram bentang alam berdasarkan
ketinggian.
7.
Proses pelapukan dan erosi muka bumi dan
beberapa contoh serta faktor penyebabnya.
8.
Dampak keragaman bentuk muka bumi
terhadap kehidupan.
A. Proses
Pembentukan Muka Bumi
·
Bentuk
muka bumi yang kita tempati ini tidaklah rata.
Bentuk Permukaan Bumi Daratan
Daratan
adalah
suatu wilayah yang ada di atas permukaan bumi. Relief permukaan bumi daratan
bisa kita lihat secara langsung. Keanekaragaman bentuk permukaan bumi daratan
sangat banyak bahkan keanekaragaman bentuk ini menyebabkan perbedaan budaya dan
bahasa di muka bumi ini. Ada banyak sekali bentuk – bentuk permukaan bumi
daratan, di antaranya adalah:
a. Pegunungan
adalah
kumpulan gunung – gunung yang saling berdekatan atau disebut juga dengan
gugusan beberapa gunung. Pegunungan dikelompokkan menjadi dua jenis pegunungan,
yaitu pegunungan tinggi yang ketinggiannya dapat mencapai lebih dari 15. 00
meter di atas permukaan laut dan pegunungan rendah yang ketinggiannya mencapai
500 – 15.00. Contoh pegunungan yang sangat tinggi dan panjang adalah pegunungan
alpen yang memisahkan benua Asia dan Eropa.
Berdasarkan
ketinggiannya, pegunuungan dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
- Pegunungan tinggi,
Berketinggian lebih dari 1500m
- Pegunungan menengah,
berketinggian antara 500-1500m
- Pegunungan rendah,
berketinggian antara 200-300m.
b. Gunung
adalah
permukaan bumi yang menonjol dan menjulang tinggi. Gunung memiliki puncak,
lereng dan kaki gunung. Ada dua jenis gunung yang ada di muka bumi ini, yaitu
gunung aktif yang disebut dengan gunung berapi dan gunung tidak aktif. Contoh
gunung tertinggi yang ada di bumi ini adalah Gunung Everest di Nepal.
Gunung jika
dilihat dari bagiannya terdiri atas 3 bagian, yaitu:
- Puncak gunung (bagian atas)
- Lereng gunung (bagian tengah)
- Kaki gunung (bagian bawah).
Salah
satu bagian dari gunung adalah lereng. lereng gunung berdasarkan kemiringannya
dibedakan menjadi 3, yaitu:
Lereng Landai (kemiringan kurang dari 45
derajat)
Lereng curam (kemiringan lebih dari 45
derajat)
Lereng tegak atau dinding (kemiringan 90
derajat)
- c. Bukit/Perbukitan
adalah suatu wilayah yang memiliki ketinggian
antara 200 – 500 meter di atas permukaan laut. Bentuk perbukitan ini hampir
menyerupai bentuk pegunungan, namun memiliki ketinggian yang lebih rendah. Di
sekitar perbukitan biasanya ada sebuah wilayah yang landai dan subur yang
disebut dengan lembah.
Bentuk Permukaan Bumi Lautan
Permukaan
lauatan adalah suatu wilayah yang ditutupi oleh perairan. Bentuk
permukaan air laut ini tidak bisa kita lihat secara langsung karena
letaknya yang sangat dalam berada di lautan. Namun, bentuk permukaan
laut sebenarnya hampir sama dengan bentuk pada permukaan di daratan
hanya saja memiliki istilah yang berbeda. Nah, berikut ini adalah jenis –
jenis permukaan bumi lautan.
a. Dangkalan/Paparan Benua
Dangkalan
adalah permukaan luat yang luas dengan kedalaman yang kurang dari 200
meter. Relief ini merupakan kepanjangan dari daratan pulau atau benua.
Contoh paparan atau dangkalan yaitu : dangkalan sunda dan Dangkalan
Sahul.
b. Ambang laut
Ambang
laut adalah permukaan daratan laut dangkal dan sebagai pemisah dua buah
lautan dalam. Contoh ambang laut yaitu: Ambang laut sulu dan Ambang
Gibraltar.
c. Punggung laut
Punggung
laut adalah bentuk permukaan laut yang menyerupai bukit. Meskipun
begitu, punggung laut tidak muncul hingga ke permukaan laut.
d. Gunung laut
Gunung
laut adalah permukaan bumi yang menyembul di dalam lautan. Sama seperti
gunung yang ada di daratan, gunung laut ada yang aktif dan ada pula
yang telah mati.
e. Pualu Karang
Pulau
karang adalah bentuk permukaan laut yang berbentuk seperti pulau yang
terdiri atas batuan karang yang sangat banyak. Batuan karang ini
terbentuk dari binatang-binatang karang yang telah mati dan bertumpuk
menjadi satu.
f. Lubuk laut (beken)
Lubuk
laut atau disebut juga dengan beken merupakan permukaan laut yang
memiliki bentuk seperti cekungan besar, dan lebar yang sangat dalam,
seperti baskom.
8. Palung laut (trog)
Palung
laut atau trog adalah permukaan laut yang paling dalam. Bentuknya
sempit, gelap dan memanjang ke bawah menyerupai huruf V. Contoh palung
laut yaitu : Palung mindanau dan Palung Mariana.
·
Tiga macam batas pergerakan lempeng,
yaitu konvergen, divergen, dan transform (pergeseran).
1) Batas
Konvergen.
·
Terjadi apabila dua lempeng tektonik
tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling
menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
·
Wilayah dimana suatu lempeng samudra
terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones).
·
Di zona tunjaman inilah sering terjadi
gempa.
·
Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit
samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
2) Batas
Transform.
·
Terjadi bila dua lempeng tektonik
bergerak saling menggelangsar (slide each other),
·
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan
arah.
·
Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu.
·
Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar
ubahan-bentuk (transform fault).
3) Batas
Divergen.
·
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang
bergerak saling memberai (break apart).
·
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah,
lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
·
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran
dasar laut (seafloor spreading).
·
Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah
antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
·
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic
Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari
utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan
Afrika dengan Benua Amerika.
·
Muka
bumi terbentuk karena adanya 2 tenaga yang besar yaitu
o
tenaga endogen/tenaga yang
berasal dari dalam bumi.
o
tenaga eksogen/tenaga yang
berasal dari luar kulit bumi.
1. Tenaga endogen
Tenaga
endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi.
Dalam proses pembentukan permukaan bumi tanaga endogen bersifat membangun atau
membentuk permukaan bumi baru. Berdasar penyebabnya tenaga endogen
dikelompokkan menjadi:
a.
Tektonisme /Diastropisme
adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi
yang mengakibatkan pergeseran dan perubahan posisi lapisan batuan sehingga
mengubah bentuk muka bumi. Tenaga ini dapat mengakibatkan pergeseran dan
perubahan letak lapisan batuan secara horizontal/vertikal.
1. Gerakan diastropisme dibedakan menjadi:
a. Gerak
epirogenetik
adalah gerak naik
turunnya lapisan kulit bumi secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama dan
meliputi daerah yang luas.
Gerakan epirogenesa
dibagi menjadi 2 sebagai berikut.
a. Epirogenesa positif, yaitu gerak
turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah - olah mengalami
kenaikan.
b. Epirogenesa negatif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga
laut seolah - olah mengalami
penurunan.
Gambar : luciafebriarlita17.wordpress.com
Gambar : luciafebriarlita17.wordpress.com
b. Gerak
orogenetik
adalah gerakan pada
lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan
penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat serta meliputi wilayah yang
sempit.
2. Berdasarkan
bentuknya, proses Tektonisme dibedakan
atas patahan dan lipatan.
a. Lipatan
terjadi jika tenaga
endogen yang bersifat horizontal bekerja pada kulit bumi yang mengakibatkan
kulit bumi mengerut atau melipat. Bagian yang terlipat ke atas dinamakan
punggung lipatan (antiklinal), sedangkan yang melipat ke bawah dinamakan lembah
lipatan (sinklinal).
Macam-macam lipatan
diantaranya:
1. Lipatan tegak (symmetrical folds),
terjadi
karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga
tangensial.
2. Lipatan miring (asymmetrical fold),
terjadi
karena arah tenaga horizontal tidak sama.
3. Lipatan isoklinal,
di
mana lipatan yang terjadi sangat rapat sehingga unsur-unsur pembentuknya
sejajar satu sama lain.
4. Lipatan rebah (overturned folds),
terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah.
5. Sesar sungkup (overthrust),
terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi.
b.
Patahan
terjadi
akibat tenaga endogen yang relatif cepat, baik secara vertikal maupun
horizontal. Jenis-jenis patahan sebagai berikut:
1. Sesar
(faults)
yaitu
retakan pada kerak bumi akibat adanya pergeseran pada batuan. Sesar terbagi
menjadi dua yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik, adalah gejala
pergeseran gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak ke atas (vertikal). Sesar
turun, adalah gejala gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak turun terhadap
alas sesarnya.
2. Horst/pematang,
yaitu
bagian dari patahan yang meninggi atau muncul lebih tinggi dari daerah
sekitarnya, berbentuk memanjang seperti pematang.
3. Graben/slenk
(terban),
yaitu
sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang/bagian yang tinggi, dan
masing-masing dipisahkan bidang patahan.
4. Step
faulting,
yaitu
seperangkat gejala sesar turun dengan arah lempengan yang sama, merupakan sesar
yang bentuknya seperti tangga.
Gambar : coretinta.wordpress,com
2.. Vulkanisme
Vulkanisme
yaitu segala peristiwa yang berhubungan dengan menyusupnya magma atau keluarnya
magma ke permukaan bumi. Magma adalah cairan pijar dan panas yang terdapat
dalam perut bumi. Sedang lava adalah magma yang sudah keluar ke permukaan bumi.
Peristiwa vulkanisme meliputi:
1. Intrusi
magma yang terjadi jika aktivitas penyusupan magma masih berada di dalam
kulit bumi dan belum mencapai permukaan bumi. Bentuk intrusi magma antara lain:
a. Batholit,
yaitu dapur magma yang membeku.
b. Sill,
yaitu magma yang masuk di antara lapisan kulit bumi dan membeku. Sehingga,
membentuk lempengan yang memanjang.
c. Lakolit,
yaitu magma yang berada di antara lapisan batuan dan mendesak lapisan di
atasnya. Lakolit bentuk alasnya datar, sedangkan bentuk permukaannya cembung.
d. Gang/korok,
yaitu magma yang menerobos lapisan kulit bumi diatasnya dan membeku. Jadi, bentuk
gang/korok seperti pipa.
e. Amphofisa,
yaitu cabang dari gang/korok.
f. Diatrema,
yaitu batuan yang mengisi pipa letusan.
Gambar : vulkonaoblogspot.com
2. Ekstrusi magma/Erupsi
Ekstrusi
magma yaitu peristiwa penyusupan magma hingga mencapai
permukaan bumi. Peristiwa ini disebut
juga letusan gunung api (erupsi). Ekstrusi magma terjadi jika tekanan gas cukup
kuat dan ada retakan di kulit bumi. Erupsi dapat berupa lelehan melalui rekahan
pada lapisan batuan, dapat pula berupa ledakan melalui lubang kepundan.
a. Macam-macam erupsi
1. Berdasarkan proses keluarnya, erupsi
magma ada tiga bentuk, yaitu:
a. Erupsi linier,
yaitu magma yang keluar melalui retakan pada kulit bumi, bentuknya memanjang
sehingga terbentuk deretan kerucut gunung api.
b. Erupsi areal,
yaitu magma meleleh pada permukaan bumi karena letak magma sangat dekat dengan
permukaan bumi, sehinggga terbentuk kawah gunung api yang sangat luas.
c. Erupsi sentral,
yaitu magma keluar melalui sebuah lubang di permukaan bumi dan membentuk gunung
yang letaknya tersendiri.
2. Berdasarkan sifatnya, erupsi magma
dibedakan menjadi:
a. Erupsi eksplosif (vulkanik),
yaitu erupsi yang terjadi jika letusannya menimbulkan ledakan yang memuntahkan
material vulkanik padat dan cair akibat tekanan gas yang kuat.
b. Erupsi efusif,
yaitu erupsi yang terjadi karena sifat tekanan gas magma yang lemah, dengan
material yang dikeluarkan berupa lelehan lava.
c. Erupsi campuran,
merupakan erupsi eksplosif yang terjadi bersamaan dengan erupsi efusif.
3. Berdasarkan sifat lava dan kekuatan
erupsinya, bentuk-bentuk gunung api dibedakan menjadi:
a. Gunung api perisai (tameng/prisma)
terjadi karena lavanya sangat cair, tekanan gas rendah, dan dapur magma sangat
dangkal.
b. Gunung api maar (kubah/corong) terbentuk
karena letusan (eksplosif) yang mengeluarkan material lepas (eflata). Material
ini membentuk tanggul di sekeliling lubang kepundan. Dapur magma pada gunung
tipe ini sangat dangkal dan relatif kecil, serta hanya mengalami satu kali
erupsi, yang selanjutnya aktivitas gunung api berhenti.
b. Gunung api strato (kerucut)
terjadi karena letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif) silih berganti.
Material padat dan cair yang dikeluarkan menimbun di sekitar lubang kepundan
sehingga lerengnya berlapis-lapis (strato).
b. Faktor yang memengaruhi kuat dan
lemahnya ledakan gunung api, antara lain:
1. Tekanan gas
→ semakin besar tekanan gas saat terjadi ledakan, akan semakin kuat pula
ledakan gunung api, dan sebaliknya.
2. Kedalaman dapur magma
→ semakin dalam dapur magma, akan semakin besar/kuat ledakan gunung api, dan
sebaliknya.
3. Luas sempitnya dapur
magma/sumbernya → semakin luas dapur magma, akan
semakin kuat ledakan gunung api, dan sebaliknya.
4. Sifat magma
→ magma yang bersifat kental akan semakin kuat ledakannya dibandingkan dengan
magma yang bersifat cair.
c. Gunung api yang sudah kurang aktif,
memiliki tanda-tanda yang disebut gejala post vulkanik yaitu peristiwa yang
terdapat pada gunung api yang sudah mati atau yang telah meletus. Dan
gejala-gejala yang terjadi dari post vulkanik antara lain:
1. Mata
air panas yang dimanfaatkan untuk pengobatan.
2. Bahan-bahan
gas, diantaranya
a. Solfatar
atau sumber gas belerang (H2S).
b. Mofet
atau sumber gas asam arang (CO2).
c. Fumarol
yaitu sumber gas yang mengeluarkan air (H2O).
3. Geyser
yaitu mata air yang memancarkan air panas secara periodik.
c. Gempa bumi (seisme)
Gempa bumi yaitu
peristiwa bergetarnya lapisan bumi sebagai akibat adanya pergeseran lapisan
kulit bumi. Ilmu yang khusus mempelajari tentang gempa bumi disebut seismologi.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa disebut seismograf.
1. Macam-macam gempa diantaranya:
a. Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa
bumi dibedakan menjadi:
1. Gempa tektonik,
yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh tenaga tektonik, berupa pergeseran
lapisan kulit bumi atau dislokasi.
2. Gempa vulkanik,
yaitu gempa bumi yang terjadi karena aktivitas gunung api.
3. Gempa runtuhan/terban,
yaitu gempa yang terjadi karena runtuhan tanah. Gempa ini terjadi di gua-gua kapur
dan daerah penambangan bawah tanah.
4. Gempa buatan,
yaitu gempa yang terjadi akibat ulah manusia.
b. Berdasarkan intensitasnya, gempa bumi
dibedakan menjadi:
1. Gempa
dengan intensitas/kekuatan tinggi (macroseisme),
dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
2. Gempa
dengan intensitas/kekuatan kecil (microseisme),
dapat diketahui dengan alat pengukur gempa.
c. Berdasarkan letak terjadinya, gempa
dibedakan menjadi:
1. Gempa episentrum,
yaitu gempa yang terjadi di tepi kerak/lempeng samudra maupun lempeng benua.
2. Gempa hiposenstrum,
yaitu gempa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada lempeng samudra maupun
lempeng benua.
d. Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa
dibedakan menjadi:
1. Gempa sentral,
yaitu episentrumnya berbentuk titik.
2. Gempa linear,
yaitu episentrumnya berbentuk garis.
e. Berdasarkan letak hiposentrumnya, gempa
bumi dibedakan menjadi:
1. Gempa dangkal,
yaitu gempa yang letak hiposentrumnya berada kurang dari 100 km di bawah
permukaan bumi.
2. Gempa menengah,
yaitu gempa yang letak hiposentrumnya berada antara 100-300 km di bawah
permukaan bumi.
3. Gempa dalam,
yaitu gempa yang letak hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi.
2. Macam gelombang gempa, yaitu
a. Gelombang
longitudinal atau gelombang primer (P): gelombang yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 7-14 km per detik.
b. Gelombang
transversal atau gelombang sekunder (S): gelombang yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik.
c. Gelombang
panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat.
3. Skala pengukur kekuatan gempa
a. Skala Omori;
Omori
membuat skala gempa dengan tingkat skala I (gempa terlemah) sampai dengan
tingkat skala VII (gempa terkuat). Skala Omori mengukur tingkat kerusakan yang
diakibatkan oleh gempa dan tergantung pada kondisi lokal. Skala mutlak Omori
yaitu besarnya percepatan getaran gempa dalam satu detik.
b. Skala Mercalli;
Skala
Mercalli merupakan skala gempa dengan 12 tingkat kekuatan gempa. Skala I untuk
kekuatan gempa terlemah dan tingkat skala XII untuk kekuatan gempa terkuat.
Skala Mercalli berdasarkan tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh gempa yang
sesuai dengan kondisi setempat.
c. Skala Richter;
Skala
Richter berdasarkan magnitudo gempa secara empiris. Satuan skala richter yaitu
MMI (magnitudo gempa berdasarkan kerusakan-kerusakan yang terjadi secara
relatif). Rumus skala Richter yaitu: M = log A (MM) + 3 log Ä (km) – 2,93 di
mana:
M
= Magnitudo gempa,
A
= Amplitudo gempa dalam seismogram,
Ä
= jarak getaran gempa
Tingkatan skala
kekuatan gempa menurut Richter adalah sebagai berikut:
Magnitudo
|
Tingkatan klasifikasi
|
> 8
7 – 8
6 – 7
5 – 6
4 – 5
3 – 4
0 – 3
|
National disaster (bencana nasional)
Major earthquakes (gempa besar)
Destructive earthquakes (gempa destruktif)
Damaging earth (gempa merusak)
Strongly felt quake (gempa keras)
Small quake (gempa kecil)
Small shock quake (goncangan kecil)
|
2. Tenaga
eksogen
Tenaga
eksogen
adalah tenaga yang
berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga ini
bersifat merusak yaitu memotong (to cut) daerah yang tinggi dan mengisi (to
fill) daerah yang rendah. Tenaga eksogen diantaranya:
a.
Pelapukan
·
Pelapukan merupakan peristiwa hancurnya
bentuk gumpalan menjadi butiran yang kecil bahkan dapat larut dalam air oleh
zat-zat penghancur, seperti air, sinar matahari, angin, hujan, makhluk hidup,
dan zat kimia.
·
Dilihat dari daerahnya, kecepatan
pelapukan ditentukan oleh kemiringan lereng; tingkat kekuatan atau kekompakan
batuan; keadaan vegetasi; unsur kimia yang terkandung dalam batuan.
·
Sedang bila dilihat dari tenaga yang
menyebabkan, kecepatan pelapukan ditentukan oleh unsur kimia yang terkandung
dalam tenaga pelapuk; kekuatan tenaga pelapuk, seperti kekuatan aliran air,
angin, dan gletser; organisme yang merusak atau melakukan pelapukan;
temperatur.
Macam-macam pelapukan, yaitu:
1.
Pelapukan
fisika/mekanik;
yaitu
pelapukan yang terjadi karena perbedaan temperatur yang besar pada waktu siang
dan malam sehingga batuan mengalami ketegangan dan menyebabkan batuan pecah.
Proses pelapukan ini bisa terjadi karena penyinaran matahari, perubahan suhu,
dan pembekuan air pada celah-celah batuan.
Macam
dari pelapukan fisika diantaranya:
a. Disintegrasi yaitu
hancurnya batuan yang tidak disertai proses kimiawi.
b. Insolasi yaitu
hancurnya batuan di daerah gurun karena penyinaran matahari.
c. Pelapukan es
yaitu pelapukan yang disebabkan oleh air yang mengisi retak dan celah dalam
batuan yang membeku pada malam hari dan mengembang pada siang hari secara
terus-menerus, sehingga menyebabkan batu pecah.
d. Reradiasi yaitu
panas yang terserap batuan akan memancar ke atmosfer pada malam hari, sehingga
terjadi penyusutan volume dan batuan akan hancur.
2.
Pelapukan
kimiawi;
yaitu
pelapukan yang terjadi secara kimiawi. Pelapukan kimiawi juga disebut dengan
dekomposisi.
Macam
dari pelapukan kimiawi diantaranya:
a.
Proses
oksidasi,
yaitu proses pelapukan kimia yang disebabkan
oleh oksigen. Contohnya besi yang bereaksi dengan oksigen akan mengalami
pelapukan atau berkarat.
b.
Proses
hidrolisa,
yaitu
proses pelapukan kimia yang disebabkan oleh air. Contohnya yaitu batuan kapur
yang retak yang disusupi air hujan yang mengandung CO2 sehingga akan melarutkan
batu kapur yang dilaluinya. Lama kelamaan retakan batu kapur akan bertambah lebar
dan besar dan terbentuk goa-goa kapur. Larutan kapur yang mengendap dan
menempel di langit-langit goa akan membentuk stalaktit dan bila mengendap dan
menempel di dasar goa akan membentuk stalagmit.
c.
Proses
karbonasi,
yaitu pengikatan atom C sehingga terbentuk CO2
ke dalam batuan. Contohnya, tembaga akan mambentuk warna hijau.
3. Pelapukan organis atau biologis;
yaitu pelapukan yang disebabkan oleh organisme baik tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Contohnya hancurnya batuan akibat akar dari tumbuhan atau binatang-binatang
yang melubangi lapisan batuan dan melapukkan batuan.
b.
Erosi/pengikisan
Erosi adalah proses
terelepasnya atau berpindahnya material hasil pelapukan oleh tenaga air, angin,
gletser, gelombang.
Macam-macam erosi
diantaranya:
1.
Erosi
air
yaitu
erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Bentuk aliran yang timbul akibat
erosi air yaitu:
a. Erosi
percikan (splash erosion)
b. Erosi
permukaan (sheet erosion)
c. Erosi
alur (riil erosion)
d. Erosi
parit (gully erosion)
e. Erosi
air terjun (water fall erosion)
Erosi air menyebabkan
terjadinya lembah-lembah yang dalam, ngarai, jurang yang dalam sehingga keadaan
relief menjadi lebih kasar dibanding sebelumnya.
2.
Erosi
angin (korasi/deflasi),
yaitu
proses terkikis dan terangkutnya batuan/tanah oleh tenaga angin. Bentuk erosi
dari angin berupa lubang-lubang hasil tiupan angin (blow holes). Bentuk hasil
endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dunes) sedang endapan lebih halus
dari pasir (loess).
3.
Erosi
gletser/es
yaitu
proses terkikisnya tanah atau batuan oleh tenaga cairan es/gletser. Erosi oleh
tenaga cairan es yang mengalir menuruni lereng disebut dengan eksarasi. Bentuk
erosi gletser berupa ledok berundak (cirques) dan palung glasial. Bentuk sisa
dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk (matterhorn peaks) dan
jereng-jereng yang kasar dan tajam (aretes). Sedangkan hasil endapan erosi
gletser berupa morena, drumlin, dan esker.
4.
Erosi
ombak/gelombang laut
yaitu
proses terkikisnya batuan di daerah pantai terjal yang disebabkan oleh terpaan
ombak/gelombang air laut. Bentuk erosi gelombang berupa gua-gua laut dan
celah-celah, serta lengkung laut. Bentuk sisa erosi gelombang berupa dasar
pantai yang datar (platform) dan tanjung dengan ujung yang curam. Hasil endapan
dari erosi ini berupa gosong pasir (bars) dan dasar laut yang dangkal dengan
endapan sementara di dalamnya (beach).
c.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah
pengendapan hasil erosi yang dibawa oleh air, angin, gelombang laut dan
gletser. Macam-macam dari sedimentasi diantaranya:
a. Sedimentasi oleh sungai,
proses pengangkatan material-material oleh
aliran sungai yang bahan-bahan berat diendapkan pada dasar sungai sehingga
terjadi penumpukan sementara bahan-bahan ringan terangkat sampai muara. Hal ini
yang menimbulkan suatu delta, yaitu endapan lumpur atau pasir yang terjadi di
muara sungai yang mendekati laut.
b. Sedimentasi oleh angin,
proses
ini membentuk beberapa wujud, yaitu
a) Tanah
loss, merupakan debu yang dibawa oleh angin dari gurun pasir yang mengendap di
sekitar gurun.
b) Sand
dunes, yaitu gundukan pasir di tepi pantai hasil endapan erosi angin.
c) Barchan,
yaitu gundukan pasir berbentuk seperti tapal kuda hasil endapan erosi angin.
b. Sedimentasi oleh gelombang laut,
proses
yang terjadi dari sedimen ini berupa tanggul pantai yang disebut beach ridge.
Tanggul pantai adalah gundukan pasir yang memanjang seperti tanggul di tepi
pantai sebagai hasil pengendapan pasir yang dibawa oleh gelombang laut.
c. Sedimentasi oleh gletser,
proses
sedimentasi ini berupa gundukan batuan yang tertinggal di ujung gletser. Proses
ini dapat membentuk morena, kettles, esker, dan drumlin.
d.
Mass
wasting (pengangkutan material)
Mass wasting terjadi
karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau
perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses pengangkutan
material ini berlangsung dalam empat jenis pergerakan material, yaitu:
1. Jenis pergerakan pelan/rayapan (slow
flowage),
yaitu
jenis mass wasting yang gerakannya sangat lambat dan tidak dapat dilihat secara
langsung. Jenis dari pergerakan ini diantaranya:
a. Rayapan
tanah, yaitu gerakan tanah menuruni lereng.
b. Rayapan
talus, yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng curam yang
menuruni lereng.
c. Rayapan
batuan, yaitu gerakan blok-blok secara individual yang menuruni lereng.
d. Rayapan
batuan gletser (rock glatsyer creep), yaitu gerakan lidah-lidah batuan yang
tercampak menuruni lereng.
2. Solifluksi,
yaitu aliran pelan masa batuan yang banyak
mengandung air menuruni lereng di dalam
saluran tertentu.
3. Jenis
pergerakan cepat (rapid flowage),
yaitu
gerakan massa batuan atau tanah yang gerakannya sangat cepat. Jenis dari
pergerakan ini diantaranya:
a. Aliran
tanah (earth flow), yaitu gerakan berlempung atau berlumpur yang banyak
mengandung air menuruni teras atau lereng perbukitan yang kemiringannya kecil.
b. Aliran
lumpur (mud flow), yaitu gerak puing batuan yang banyak mengandung air menuruni
saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
c. Gugur
puing (debris avalaches), yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam
saluran sempit menuruni lereng curam.
d.
4. Tanah lonsor (landslide),
yaitu
runtuhnya massa batuan atau tanah ke bawah lereng. Jenis pergerakan ini
diantaranya:
a. Luncur,
yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing batuan, atau
biasanya disertai suatu putaran ke belakang pada lereng atas di tempat gerakan
tersebut terjadi.
b. Longsor puing,
yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan, dan berlangsung cepat
tanpa putaran ke belakang.
c. Jatuh puing,
yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertikal
atau menggantung.
d. Longsor batu,
yaitu massa batuan yang secara individu meluncur atau jatuh menuruni permukaan
lapisan atau sesaran.
e. Jatuh batu,
yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam.
2. Amblesan
(subsidence), yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan
tidak menimbulkan pergeseran horizontal. Peristiwa ini banyak terjadi di
daerah-daerah gua kapur dan daerah bekas tambang.
Menurut proses
terjadinya, batuan dibagi tiga kelompok yaitu batuan beku, batuan endapan
(sedimen), dan batuan malihan (metamorf).
1) Batuan Beku
Berdasarkan tempat
pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi tiga macam antara lain:
·
Batuan beku dalam (plutonik/abisik)
yaitu batuan yang tempat pembekuannya
·
di dalam kulit bumi dan proses
pembentukannya lambat sehingga membentuk kristal kasar. Contoh: diorit, granit
dan gabro.
·
Batuan beku gang atau korok yaitu batuan
beku yang tempat pembekuannya di lubang saluran magma (diatrema) atau pada
celah-celah batuan kulit bumi dengan proses pembekuan relatif cepat sehingga
bentuk kristalnya halus. Contoh: Aplit, Odinit, Posfir dan Periodit.
·
Batuan beku luar atau batuan beku
lelehan yaitu batuan beku yang tempat pembekuannya di luar kulit bumi. Contoh:
Andesit, Basalt, Batu Apung, Dasit, Liparit, dan Trocit.
2) Batuan Endapan
(Sedimen)
Batuan beku dapat
mengalami pelapukan karena pemanasan matahari, hujan, pendinginan, hembusan
angin, aliran air, gelombang, dan oleh makhluk hidup. Serpihan-serpihan batu
itu diangkut, kemudian diendapkan di tempat lain, mengeras sehingga menjadi
batuan sedimen.
Dilihat dari media yang
mengendapkannya, batuan sedimen dibagi tiga macam yaitu:
·
Batuan Sedimen Aeolik (Aerik), yaitu
batuan sedimen yang diendapkan oleh angin.
Contohnya
Tanah Los, Tanah Tuf dan Tanah Pasir di daerah gurun.
·
Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan oleh es atau gletser. Contohnya morena.
·
Batuan Sedimen Aqualis, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan oleh air. Contohnya: (1) Breksi, yakni batuan sedimen
yang terdiri dari batu-batu bersudut tajam yang sudah direkat satu sama lain.
(2) Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri dari batu yang bulat yang
sudah direkat satu sama lain. (3) Batu Pasir
Berdasarkan
tempat diendapkannya, batuan sedimen terdiri atas:
·
Batuan sedimen teristis, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di darat, misalnya tanah loss.
·
Batuan sedimen marine.
·
Batuan sedimen limnis, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di danau atau di daerah rawa, misalnya tanah gambut.
·
Batuan sedimen glasial, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di daerah es, misalnya moreine.
·
Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di sungai, misalnya pasir.
3) Batuan Malihan
(Metamorf)
Batuan metamorf ialah
batuan sedimen atau batuan beku yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat
(metamorfosis).
·
Metamorfosis Termal/Kontak, yaitu batuan
yang terbentuk karena perubahan suhu karena letaknya dekat dengan magma.
Misalnya marmer berasal dari batu kapur dan Antrasit berasal dari batubara.
·
Metamorfosis Dinamo, yaitu batuan yang
terbentuk karena perubahan tekanan. Misalnya batu sabah yang berasal dari tanah
liat.
·
Metamorfosis Regional, yaitu batuan yang
terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersamasama, serta adanya
unsur-unsur batuan lain dan gas yang masuk pada waktu terjadi kontak dengan
magma. Misalnya Gneis, Skis, dan Shale.
gambar :newgeologibatuan.blogspot.com
Gambar : futura20.wordpress.com
Untuk kalangan sendiri
Sumber pustaka :
1.
Tim Abdi Guru, IPS Terpadu untuk kelas VII 1A, Jakarta. Penerbit Erlangga.
2.
Drs. Anwar Kurnia, IPS terpadu SMP kelas
VII, Jakarta, Penerbit Yudhistiwa.
4.
http://dzakibelajar.blogspot.co.id