PERKEMBANGAN
PENGARUH HINDU BUDHA DI INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
mendeskripsikan
perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia;
mengidentifikasikan
contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah di
Indonesia;
mendeskripsikan
ciri-ciri peninggalan sejarah bercorak
Hindu-Buddha di berbagai daerah di Indonesia.
Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu budha
A.
Pokok-pokok ajaran Agama Hindu
Buddha
1.
Ajaran Agama Hindu
1). Kitab suci Agama Hindu adalah Weda terdiri dari 4 bagian, yaitu :
a.
Reg Weda berisi syair-syair yang memuja
para dewa agar mereka memberikan kebahagiaan.
b.
Sama Weda berisi berisi syair-syair yang
harus dinyanyikan dalam upacara kegamaan
c.
Yajur Weda berisi mantra yang harus
diucapkan pada upacara kurban
d.
Atharwa Weda berisi mantra-mantra untuk
penyembuhan penyakit, menolak mara bahaya, mantra ilmu sihir, dsb.
2). Dewa (Tri Murti), yaitu :
a.
Dewa Brahma
Bertugas mencipta alam dan dilambangkan
sebagai dewa yang berkepala empat, bertangan empat, berkendaraan angsa.
b.
Dewa Wisnu
Bertugas memelihara alam semesta,
dilambangkan sebagai dewa berkepala satu, bertangan empat dan berkendaraan
burung garuda.
c.
Dewa Syiwa
Terkenal sebagai dewa perusak,
dilambangkan sebagai dewa bertangan empat memakai chandrakapala yang ada gambar
tengkorak dan berkendaraan lembu.
1.3.
Kasta
a.
Kasta Brahmana, terdiri dari
para pendeta dan pemimpin agama
b.
Kasta Ksatria, terdiri dari
raja, pejabat kerajaan dan prajurit
c.
Kasta Waisya, terdiri dari
petani, pedagang
d.
Kasta Sudra, terdiri dari
pelayan, budak.
Golongan yang
paling rendah, terdiri dari orang-orang yang melanggar ketentuan agama,
sehingga mereka harus dihukum kelompok ini disebut sebagai Paria
2. Pokok-pokok Ajaran Agama
Buddha
Agama Buddha muncul sekitar abad ke 6, penganjurnya
adalah Shidarta Gautama.
1.
Kitab Suci Agama Buddha adalah
Tri Pitaka, yang terdiri :
a.
Sutranta Pitaka, berisi dharma atau ajaran Buddha kepada para muridnya.
b.
Winaya Pitaka, berisi
peraturan-peraturan untuk mengatur tata tertib Sangha atau jemaat.
c.
Abdidharma Pitaka, beirisi hakikat dan
tujuan hidup manusia
2.
Dua aliran dalam Agama Buddha :
a.
Buddha Hinayana (kendaraan kecil),
aliran yang masih mendekati ajaran Buddha yang asli. Tujuannya untuk mencari
nirwana bagi diri sendiri dan percaya bahwa pengajar agama Buddha hanyalah satu,
yaitu Sidharta Gautama.
b.
Buddha Mahayana (kendaraan besar).
Tujuannya adalah selain mencari nirwana untuk diri sendiri juga berusaha agar
orang lain juga dapat masuk nirwana. Pengajar agama Buddha tidak hanya Sidharta
Gautama tetapi juga para bodhisatwa (orang
yang sudah berhak masuk nirwana, tetapi menangguhkannya agar dapat menolong
orang lain masuk nirwana).
B.
Proses Masuk dan Berkembangnya
Pengaruh Hindu Buddha di Indonesia.
1.
Sepuluh (10) unsur budaya asli
bangsa Indonesia menurut Dr. J.L. Brandes :
a.
kepandaian bersawah
b.
kemampuan dalam pelayaran
c.
mengenal prinsip dasar
pertunjukan wayang
d.
kemampuan dalam seni gamelan
e.
kepandaian membatik
f.
mengerjakan barang dari logam
g.
menggunakan aturan metrik
h.
menggunakan alat tukar uang
logam
i.
mengenal sistem perbintangan (astronomi)
j.
telah terbentuk susunan masyarakat yang teratur
Terhadap masuknya budaya asing (Hindu Buddha),
masyarakat tidak meniru semua budaya yang masuk karena sudah memiliki kemampuan
local genius, yaitu kemampuan suatu
daerah atau masyarakat untuk menyaring dan mengolah budaya asing yang masuk dan
disesuaikan dengan cita rasa setempat.
2.
Empat (4) teori (hipotesis) yang menjelaskan masuknya agama Hindu
Buddha ke Indonesia :
a.
Hipotesis Brahmana, dikemukakan oleh J.C. van Leur.
Kaum Brahmana berperan dalam menyebarkan budaya Hindu.
Mereka mendapat undangan dari para penguasa Indonesia untuk menobatkan raja,
memimpin upacara keagamaa dan mengajarkan ilmu pengetahuan.
b.
Hipotesis Ksatria, dikemukakan oleh F.D.K. Bosch.
Masuknya agama dan budaya Hindu karena peran dai kaum
ksatria. Di masa lampau sering terjadi peperangan antarkerajaan di India, para
prajurit yang kalah atau jenuh perang melakukan migrasi ke daerah lain. Mereka
kemudian mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Melalui cara seperti itu
mereka menyebarkan agama dan budaya Hindu.
c.
Hipotesis Waisya, dikemukakan oleh N.J. Krom.
Penyebaran agama Hindu dilakukan oleh para pedagang.
Dalam perdagangan mereka banyak melakukan hubungan dengan para penguasa dan
rakyatnya, jalinan itu membuka peluang untuk menyebarkan agama dan budaya
Hindu.
d.
Teori Arus Balik.
Dalam teori ini mengedepankan peran bangsa Indonesia.
Para pedagang dan pelajar yang melakukan kunjungan atau memperdalam ilmu ke
India, setelah mereka kembali ke Indonesia, mereka menyebarkan agama dan budaya
Hindu Buddha.
a.
Jalur Laut
Mereka yang datang ke Indonesia mengikuti rombongan
kapal-kapal para pedagang yang biasa melakukan pelayaran dari Asia Selatan ke
Asia Timur. Rute yang dilalui dar India menuju Burma, Thailand, Semenanjung
Malaya, Indonesia, Kamboja, Vietnam, Cina, Korea dan Jepang, ada pula yang
langsung berlayar ke Indonesia.
b.
Jalur Darat
Dilakukan dengan menumpang para kafilah yang melalui jalan sutra.Jalan tersebut menggunakan
rute dari India ke Tibet terus ke utara sampai ke Cina, Korea dan Jepang. Ada
juga yang melakukan perjalanan dari India utara ke Bangladesh, Burma, Thailand
dan Semenanjung Malaya, kemudian berlayar ke Indonesia.
KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA
KERAJAAN HINDU BUDHA
1.
Bidang Ekonomi
a.
Kerajaan dikategorikan negara
agraris atau negara maritim.
b.
Mata pencaharian meliputi
perburuan, perikanan, pertambangan, pelayaran dan perdagangan
c.
Komoditas dagang paling uatam
adalah rempah-rempah
d.
Perdagangan dengan menggunakan
uang
e.
Sistem pajak sebagai upeti
menjadi sumber penghasilan kerajaan
f.
Diberlakukan Tanah Sima (tanah
yang dibebaskan dari pajak)
2.
Bidang Sosial
a.
Lapisan sosial masyarakat
meliputi raja, bangsawan dan rakyat.
b.
Raja memiliki kekuasaan
tertinggi
c.
Adanya kepercayaan kosmogonis, yaitu setiap masyarakat
meyakini akan adanya keserasian antara dunia manusia yang berada di bumi dengan
alam semesta.
3.
Bidang Politik
a.
Negara berbentuk kerajaan.
Pusat kerajaan berperan sebagai sentral atau pusat.
b.
Setiap negara berusah menjalin
hubungan dengan negara-negara sahabat yang ditujukan bagi kesejahteraan hidup
masyarakat bersama.
4.
Bidang Budaya
a.
Terjadi percampuran budaya
b.
Bahasa yang ada digunakan
sebagai alat pemersatu kerajaan dan komunikasi antarbangsa
c.
Dibangun beberapa candi megah
B.
PENINGGALAN SEJARAH YANG
BERCORAK HINDU BUDDHA
1.
Agama
Agama Hindu Buddha dapat berkembang
2.
Arsitektur (Seni Bangunan)
Bentuk peninggalan arsitektur
terdiri dari :
a.
Bangunan bersifat sakral, yaitu bangunan yang berkaitan
dengan keagamaan : candi, stupa, arca, wihara
b.
Bangunan bersifat profan, yaitu bangunan yang tidak
bersangkutan dengan keagamaan : keraton, petirtaan, gapura dan pertapaan.
3.
Kesusastraan
Karya sastra yang dibawa dari India yaitu Ramayan dan
Mahabarata, memacu para pujangga di Nusantara untuk menghasilkan karya-karya
sastra sendiri, antara lain :
a.
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa
b.
Sutasoma, karya Mpu Tantular
c.
Negarakertagama, karya Mpu
Prapanca
4.
Tulisan dan Bahasa
Kerajaan Hindu
Buddha meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan
berbahasa Sansekerta. Huruf dan bahasa tersebut kemudian dikenal masyarakat
Indonesia, meskipun yang menggunakan pada saat itu masih kelompok masyarakat
tertentu. (istana)
5.
Sistem Penanggalan
Dikenalnya sistem penanggalan menggunakan tarikh Saka.
Perbedaan antara tarikh Saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun.
6.
Sistem Pemerintahan
Dikenalnya
sistem kerajaan.
C.
CIRI PENINGGALAN YANG BERCORAK
HINDU BUDDHA
Candi berasal dari kata candikagrha yang bermakna rumah Candika
(salah satu nama Dewi Durga).
Candi terdiri 3 bagian :
a.
Kaki Candi
Merupakan simbol dunia bawah (bhurloka), bentuknya bujur sangkar dengan jenjang pada salah satu
sisinya. Pada kaki candi terdapat sumur tempat menyimpan pripih ( benda-benda
yang dianggap sebagai lambang zat-zat jasmaniah dari seorang raja yang telah
bersatu dengan penitisnya.
b.
Tubuh candi
Merupakan bagian tengah candi yang dianggap sebagai
dunia antara (bhuwarloka). Tubuh
terdiri dari sebuah bilik (kamar)
yang ditengahnya berupa arca, bagian luar bilik diberi relung-relung dan
terdapat jalan keliling yang disebut pradakshina.
c.
Atap Candi
Merupakan lambing dunia atas (swarloka).
Atap candi terdiri dari tiga tingkatan yang semakin ke atas semakin kecil
ukurannya dan pada puncaknya dibuat sebuah ratna.
Perbedaan candi Jawa Tengah dan Jawa
Timur :
Jawa
Tengah
|
Jawa
Timur
|
1.
Bentuk bangunannya tambun
2.
Atapnya bertingkat-tingkat
3.
Puncaknya berbentuk ratna
4.
Letak candi di tengah halaman
5.
Pada umumnya menghadap ke
timur
6.
Bahan candi dari batu andesit
|
1.
Bentuk bangunannya ramping
2.
Atapnya berbentuk piramida
jenjang
3.
Puncaknya berbentuk kubus
4.
Letak candi di bagian
belakang halaman
5.
Pada umumnya menghadap ke
barat
6.
Kebanyakan bahan candi dari
bata
|
Stupa terdiri dari 3 bagian :
a.
Dasar stupa yang menjadi simbol
jubah Buddha yang dilipat segi empat.
b.
Andha adalah bagian bangunan terpenting
berupa bulatan setengah bola yang melambangkan keabadian
c.
Yasthi adalah puncak bangunan yang
dilengkapi cathra (payung) yang
menyimbolkan tongkat Buddha Gautama.
Fungsi arca:
a.
Sebagai media untuk menjalankan
semedi
b.
Sebagai perhiasan bangunan
c.
Sebagai patung kuburan yang
ditempatkan di bilik candi
Sumber :
1. Ringkasan Bp. widarmono guru IPS SMP Tarakanita GS
2. Berbagai sumber buku dan ringkasan
2. Berbagai sumber buku dan ringkasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar