KONSEP
PENDEKATAN SAINTIFIK
Kurikulum 2013
gambar : simpel-artikel.blogspot.com
Badan
Pengembangan SDM pendidikan dan kebudayaan
Penjaminan mutu pendidikan
Kementerian
pendidikan dan kebudayaan
gambar : id.wikipedia.org
A.
Esensi
Pendekatan Saintifik
·
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
·
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah,
para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning)
dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
·
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah,
para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning)
dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
·
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau
situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
·
Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam
relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
B.
Kriteria
Pembelajaran Berbasis Ilmiah
1. Materi
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,
atau dongeng semata.
2. Penjelasan
guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka
yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur
berpikir logis.
3. Mendorong
dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
4. Mendorong
dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong
dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis
pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
8. Proses
pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah.
C.
Langkah-Langkah
Pembelajaran Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu:
1) sikap
(peserta didik tahu mengapa),
2) pengetahuan (peserta didik tahu apa),
3) keterampilan
(peserta didik tahu bagaimana)
Langkah-Langkah
Pembelajaran Pendekatan Saintifik:
a.
Ranah sikap menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
b.
Ranah pengetahuan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
apa.”
c.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
d. Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
e. Kurikulum
2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan saintifik.
f.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi :
a) mengamati,
b) menanya,
c) mengumpulkan
informasi/ mencoba,
d) mengasosiasi/
mengolah informasi,
e) mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran.
D.
Langkah-Langkah
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
1. Mengamati
·
Kegiatan Belajarnya :
Mengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).
·
Kompetensi yang Dikembangkan :
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
·
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika
tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
·
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
1.1.
Kegiatan Belajar mengamati dengan cara:
|
(tanpa atau dengan alat)
1.2.
Langkah-langkah Mengamati
a) Menentukan
objek apa yang akan diobservasi
b) Membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
c) Menentukan secara jelas
data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
d) Menentukan
di mana tempat objek yang akan diobservasi
e) Menentukan
secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
f) Menentukan
cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
1.3.
Jenis-jenis Pengamatan
a) Observasi
biasa (common observation).
·
Peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi
(complete observer), dan
·
sama sekali tidak
melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
b) Observasi
terkendali (controlled observation).
·
peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku,
objek, atau situasi yang diamati.
·
Pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau
situasi yang dikhususkan.
c) Observasi
partisipatif (participant observation).
·
Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara
langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
·
Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri
pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati
2. Menanya
·
Kegiatan Belajarnya
Mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
·
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
·
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Ø Pada saat
guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik.
Ø Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya
itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
·
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,
pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal.
Ø Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat
dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.
Ø Bentuk
pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan,
misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
·
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati. (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
hipotetik)
|
3.
Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
·
Kegiatan Belajarnya
Ø Melakukan
eksperimen
Ø Membaca
sumber lain selain buku teks.
Ø Mengamati
objek/kejadian
Ø Aktivitas
Ø Wawancara
dengan narasumber
·
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan
sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
4.
Mengasosiasikan/ Mengolah
·
Kegiatan Belajarnya
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi
·
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
5.
Mengkomunikasikan
·
Kegiatan Belajarnya
Menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.
·
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
Sumber
: Materi pelatihan Sosialisasi kurikulum 2013. Juni 2014 Kab.Tangerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar