Teladan
‘Guru” Mandela
Tokoh dunia Nelson Mandela telah meninggal dunia Kamis, 5
Desember 2013 pada usia 95 tahun. Mandela pergi, tetapi dunia akan tetap
mengenangnya sebagai tokoh inspiratif yang mengubah dendam menjadi pengampunan, kebencian menjadi persahabatan, kecurigaan
menjadi kepercayaan, dan perbedaan menjadi kekayaaan hidup bersama. Tokoh
dunia, presiden AS, Barrack Obama,
Mandela adalah simbol simbol untuk
keadilan, persamaan hak, dan martabat. “ .. Nelson Mandela telah ikut mewarnai
dunia dengan kiprahnya, ia pernah mengajarkan
bahwa pendidikan dan pengetahuan adalah senjata yang paling kuat dan bisa
digunakan untuk mengubah dunia. Apakah guru juga bisa menjadi inspirai bagi
siswanya?
Nelson mengungkapkan
bahwa kombinasi terbaik dari seorang manusia adalah kemampuannya untuk bisa
memadukan antara kepala dan hati dengan baik, maka perlu menyelaraskan hati dan
kepala. Guru yang baik adalah mereka
yang yang memadukan kompetensi yang dimiliki dengan hati. Suatu ketika sambil
lewat saya mendengar “Nak, gambarmu bagus!” kata teman guru yang memperhatikan
karya siswanya. Tampak siswa tersebut merasa senang dan bangga, raut wajahnya
menunjukkan kepuasan. Anak tersebut semakin rajin untuk mengasah kemampuan
menggambarnya. Yah pujian telah membuat anak percaya diri, membuat anak semakin
bersemangat untuk menggambar dan pujian itu membekas dalam hatinya.Karena guru
tersebut sering memberikan hati lewat pujian dan senyumannya sat mengajar ini membekas dalam hati anak,
belakangan guru tersebut mendapat award sebagai guru paling kreatif versi anak-anak.
Dalam memberikan yang terbaik
bagi perkembangan siswa, guru lain
memberikan terobosan setiap kegiatan siswa yang mereka rancang,
proses dibuat lebih kreatif dan beragam. Contoh kegiatan audisi untuk kegiatan pentas seni bulan
Desember 2013, dalam proses audisi siswa diminta kreativitasnya, agar dia dapat lolos. Proses
keatif muncul baik yang sudah dipersiapkan siswa sendiri maupun yang muncul
saat adanya masukan-masukan dari ‘komentator krearif’ guru. Dari kegiatan
uadisi memunculkan nilai (value ) yang dapat dipetik yaitu percaya diri dan daya juang. Memang ada lolos
dan yang gugur, tapi minimal anak telah berusaha serta telah menampilkan yang
terbaik meski gagal. Hal yang sama telah dialami Nelson Mandela, beliau juga
pernah mengalami kegagalan dalam perjuangannya, "Jangan nilai saya hanya
dari kesuksesan. Nilai saya juga dari berapa kali saya gagal dan bagaimana
caranya untuk bisa bangkit lagi." ( Kompas Desember 2013).
Dari paparan diatas
meskipun sulit guru dituntut bukan hanya mengubah siswa menjadi lebih pandai
tapi melainkan juga dituntut untuk membekali siswanya dengan keutamaan dan
nilai-nilai yang mempersiapkan siswa menjadi insane yang bertanggung jawab
terhadap diri sendiri, orang lain dan masyarakat ( Doni Koesoema, 2011) . Guru,
dengan cara masing-masing, diharapkan
mampu membangun antusiame dan melibatkan siswa sepanjang proses pembelajaran. Pengalaman penulis untuk membuat anak semangat dalam
pembelajaran terlebih dahulu guru mesti memiliki semangat. Kelak
guru mampu memberikan warna dalam kehidupan siswa dengan kretivitaasnya
masing-masing. (bewe, 150114)
Penulis ; F. Budi
Wibowo, Guru SMP Tarakanita Gading Serpong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar