Tiga hari untuk masa depan
Latihan
Dasar Kepemimpinan OSIS Alphabet
“We are strong, We
matter… Alphabet!! Unbeatable!!”
Pagi itu terlihat ada sebuah pemandangan berbeda di hall SMP
Tarakanita Gading Serpong. Disana terlihat beberapa orang sedang sibuk dengan
berbagai kegiatan mereka masing masing, mulai dari menyiapkan tas masing masing,
hingga memindahkan beberapa barang dari ruang OSIS ke dalam dua buah mobil yang
sudah terparkir di dekat pintu hall depan SMP. Mereka adalah para pembina LDK
(Latihan Dasar Kepemimpinan). Mereka sedang bersiap siap untuk segera berangkat
ke sebuah tempat bernama Lembur Pancawati yang terletak di Ciawi. Mereka
terdiri dari seluruh pengurus OSIS kelas 9 dan beberapa bapak ibu guru dari SMP
Tarakanita.
Seperti yang kita ketahui bersama, LDK adalah sebuah latihan
dasar kepemimpinan yang ditujukan untuk melatih para calon pengurus OSIS baru
agar dapat menjadi pemimpin yang berkualitas dan dapat menjadi teladan bagi
siswa siswi lainnya di sekolah. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang
diadakan setiap tahunnya sekitar awal bulan November. Pada tahun ini,
kegiatan yang satu ini dimulai dari tanggal 7 November sampai 9 November.
Sejak pagi tadi, sebagian dari
Pembina LDK telah mulai bergegas menuju lembur pancawati. Mereka semua
berangkat sejak pagi hari dengan tujuan agar sesampainya di tempat tujuan, para
Pembina LDK dapat segera mempersiapkan segala sesuatunya sebelum para pengurus
OSIS baru sampai. Namun dalam perjalanan, mobil yang mereka kendarai trpaksa
harus berhenti beberapa saat karena dalam perjalanannya mengalami sedikit
kemacetan karena adanya kerusakan pada jembatan sehingga ada jembatan yang
putus. Meskipun begitu,
hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk meneruskan perjalanan.
Sesampainya disana, para pembina LDK pun segera menyiapkan
semua yang dibutuhkan dalam proses kegiatan 2 hari ke depan. Selagi mereka
bersiap siap, sebagian pembina LDK masih berada di sekolah bersama para calon
pengurus OSIS untuk menunggu kedatangan truk yang akan mereka tumpangi. Truk
yang akan mereka tumpangi mengalami keterlambatan beberapa jam dikarenakan
beberapa hal. Oleh karena itu beberapa rangkaian kegiatan yang harusnya
diadakan di lokasi LDK (Ciawi) terpaksa dilakukan di sekolah untuk dapat
menghemat waktu sebelum akhirnya, truk itu sampai ke sekolah.
Sebelum mereka berangkat, Ibu Tari selaku kepala sekolah
memberikan mereka sepatah dua patah kata untuk melepas mereka. Dalam pesannya,
Ibu Tari menyampaikan harapannya untuk para generasi penerus OSIS selanjunya.
Setelah itu, barulah mereka semua bergegas menuju ke dalam sebuah truk militer
untuk memulai perjalanannya menuju tempat LDK.
Sesampainya disana, mereka semua segera berkumpul di aula
untuk meletakan barang barang. Beberapa saat kemudian mereka mendengar suara
teriakan yang merupakan panggilan bagi mereka. Mereka segera berlari menuju ke
asal suara. Setelah itu, mereka diminta untuk menyuarakan yel yel mereka.
Tak lama kemudian, mereka pun segera menuju ke lapangan di
belakang tempat penginapan. Disana, para pembina LDK sudah mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sehingga saat para peserta LDK
siap, mereka dapat langsung memulai permainan permainan tersebut seperti
contohnya, permainan merangkak. Permainan ini membutuhkan kerjasama team yang
sangat baik karena tanpa komunikasi dan kerjasama, permainan ini akan sangat
sulit untuk dilakukan, selain itu ada juga permainan lainnya seperti permainan
lempar sandal.
Setelah lelah beraktifitas seharian, mereka semua diarahkan
menuju ruang makan untuk segera makan malam. Ada yang berbeda
dari biasanya pada makan malam kali ini. Kali ini, setiap orang diminta untuk
segera mengambil makanan untuk dirinya sendiri, akan tetapi, setelah berdoa,
tiba tiba ada satu “peraturan” baru yang dibuat oleh para pembina LDK, yaitu
mereka harus menukarkan piring yang berisi makanan yang mereka ambil dengan
teman yang ada di seberangnya. Tujuannya adalah agar dapat mengenal sesama
dengan lebih baik dan membiasakan untuk tidak membuang buang makanan dengan
mengambil makanan terlalu banyak.
Rasa lapar pun telah terbayarkan
dengan makan malam tadi, akan tetapi, para peserta LDK harus segera
mempersiapkan diri untuk melanjutkan aktifitas seperti pelajaran tentang public
speaking. Barulah
setelah itu, mereka diperbolehkan untuk masuk ke kamar masing masing untuk
tidur.
Namun ada sesuatu yang tidak diduga oleh para peserta LDK.
Pada sekitar pukul 1.30, para peserta kembali dibangunkan oleh para pembina LDK
untuk melakukan kegiatan “pesan berantai”. Walau dengan penuh rasa kantuk, para
peserta tetap bersemangat menjalankan kegiatan ini meskipun pada akhirnya tidak
ada yang berhasil, akan tetapi mereka mendapat pelajaran berharga untuk tidak
menyepelekan hal hal kecil.
Matahari pun mulai terlihat di bagian timur, seolah
membangunkan kembali para peserta untuk segera beraktiitas. Pagi ini mereka
sangat beruntung karena aktifitas hari ini dibuka dengan kegiatan yang menarik
yaitu trekking mengitari daerah di sekitar tempat penginapan. Pada kegiatan
ini, para peserta dibiasakan untuk belajar mencintai alam sebagai sahabatnya.
Hari ini sangat banyak kegiatan yang dilakukan oleh para
peserta, dimulai dengan permainan
sederhana seperti “trust me” dan lainnya, diakhiri oleh permainan rescue
mission yang merupakan salah satu permainan paling menarik. Pada awalnya, ada 2
orang dari setiap team yang diajak untuk pergi ke suatu tempat yang belum
diketahui oleh para anggota team lainnya. Mereka semua diminta untuk menyelamatkan
teman mereka yang baru saja mengalami “kecelakaan pesawat”. Mereka bersama sama
berdua puluh segera berlari mencari ke empat orang temannya untuk diselamatkan.
Untuk mencapai ke tempat dimana korban jatuh, mereka harus menempuh jalan yang
tidak mudah dilalui, seperti membuat kapal untuk menyebrangi danau kecil. Perjuangan mereka memang sangat sulit
namun untuk kesekian kalinya, mereka dapat semakin menyadari bahwa dengan kerja
sama, semuanya dapat menjadi lebih mudah.
Sore itu, cuaca semakin tak menentu, terkadang hujan gerimis
dan terkadang ada hujan yang lebat. Namun karena ini adalah LDK, mereka harus
belajar untuk menjadi pemimpin yang dapat beradaptasi dengan mudah dan tidak
mudah mengeluh. Walau hujan lebat membasahi tubuh mereka namun tak menyurutkan
niat mereka untuk melakukan berbagaiaktifitas seperti “candle in the wind” dan
“Pralon bocor” di tengah tengah derasnya air sungai dan air hujan.
Matahari mulai terbenam, malam pun telah tiba, akan tetapi,
kegiatan malam ini belum berakhir. Ada satu kegiatan yang setiap tahunnya selalu
ditunggu tunggu, yaitu “night trekking” atau yang biasa dikenal dengan mencari
jejak. Pada kegiatan kali ini, mereka diminta untuk mencari clue dan pos pos
tersembunyi dengan bermodalkan clue awal dan senter mereka masing masing. Mereka
pun terbagi menjadi empat team dimana setiap teamnya beranggotakan dua puluh
enam orang.
Perjalanan mereka dari satu pos ke pos lainnya tidaklah
mudah. Mereka harus melawan musuh terbesar yang berasal dari diri mereka masing
masing seperti rasa lelah, rasa takut dan lainnya. Dan pada setiap pos mereka
diberikan pertanyaan dan clue untuk melanjutkan perjalanan ke pos pos
berikutnya. Pos pos pada permainan ini terbagi menjadi 4 pos, ada yang di dekat
sawah, dekat toilet, dekat penginapan dan dekat kolam renang. Beberapa jam
kemudian, mereka pun satu per satu akhirnya sampai ke tempat tujuan akhir,
yaitu di pondok awal dimana mereka semua diberi clue awal.
Di pondok itu, para pembina sudah mempersiapkan evaluasi
untuk mereka. Evaluasi ini bukan hanya berdasarkan kegiatan barusan saja, akan
tetapi berdasarkan pengamatan para pembina LDK selama dua hari ini. Disana
mereka mendapatkan pelajaran berharga. Kegiatan outdoor malam itu diakhiri
dengan kegiatang “soloing”. Sebagai lanjutan dari kegiatan evaluasi tadi, mereka
diminta untuk kembali merenungkan dan melakukan refleksi. Mereka duduk secara
terpisah di tengah malam yang gelap, hanya berbekalkan cahaya lilin. Sekitar
satu jam kemudian, mereka semua kembali ke penginapan untuk beristirahat. Ada
yang saling memijat, ada yang menikmati snack malam dan lainnya, hingga
akhirnya mereka semua tertidur.
Pagi harinya, ada salah satu kegiatan yang sangat penting dan
cukup ditunggu tunggu oleh para peserta, yaitu voting untuk pemilihan ketua dan
wakil ketua OSIS Alphabet. Voting ini awalnya hanya dilakukan oleh para calon
pengurus OSIS Alphabet. Namun, setelah didapatkan beberapa kandidat, hasil
voting tadi dikalkulasikan dengan jumlah suara dari para pembina LDK. Pada
akhirnya, berdasarkan jumlah keseluruhan para pembina LDK dengan hasil, Tea
sebagai ketua OSIS dan Einer sebagai wakil ketua OSIS. Pengumuman pun dilakukan
di kolam renang dengan mata tertutup. Mereka semua merayakan terpilihnya ketua
dan wakil mereka dengan bermain air.
Tak lama setelah itu, mereka semua diminta untuk berkemas
karena sebentar lagi mereka akan pulang. Walaupun pengalaman tiga hari ini bisa
dibilang cukup singkat, namun harapannya, dengan kegiatan tiga hari ini, para
pengurus OSIS Alphabet dapat menjadi lebih baik, dalam team maupun per
individu. Pengalaman tiga hari ini sangat tak ternilai harga nya dan mereka
semua beruntung karne tidak semua orang bisa merasakan pengalaman berharga
seperti mereka.
Eustacia Andrelina (9D)
( Penulis
Siswi SMP Tarakanita Gading Serpong,
tulisan ini pernah diterbitkan di majalah “ICON” SMP Tarakanita Gading Serpong
edisi 8 buan Desember 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar