Ujian
Nasional
Bukan
Lagi Satu-satunya Penentu Kelulusan
Jumat,
23 Januari 2015 | 12:56 WIB
Gambar : Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com- Selama ini Ujian Nasional (UN)
menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa. Sebaliknya UN digunakan sebagai
alat pengembangan potensi siswa sehingga menjadi bagian dari proses
pembelajaran.
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan, Kemendikbud akan mengubah konsep UN bukan untuk menakutkan siswa karena digunakan sebagai indikator kelulusan, tetapi justru mendorong siswa untuk memanfaatkan UN sebagai alat pembelajaran.
"Saat UN menjadi satu-satunya penentu kelulusan, banyak siswa yang distres
dan penuh dengan tekanan. Hal itu akhirnya memicu terjadinya
kecurangan-kecurangan, itulah yang ingin kami evaluasi," ujar Anies pada
konferensi pers pelaksanaan UN di Jakarta, Jumat (23/1/2015).
Kelulusan siswa, kata dia, sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Sekolah dapat
menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah dan Ulangan Kelas. Bila siswa lulus, siswa
akan menerima sertifikat tamat belajar.
Sementara itu kewajiban negara adalah menyelenggarakan UN. Hasil dari UN adalah
Surat Keterangan Hasil UN yang sepenuhnya akan diserahkan ke sekolah.
Anies menambahkan, UN nantinya akan digunakan sebagai alat ukur pemetaan
kemampuan siswa. Artinya, UN dapat digunakan untuk melihat kualitas dari mutu
program dan satuan pendidikan.
Karena itu, hasilnya dari UN bukan hanya berupa nilai, tetapi juga kategorisasi
(levelling) dan deskripsi dari nilai, serta diagnostik untuk perbaikan.
"Surat keterangan hasil UN akan dibuat lebih lengkap dengan levelling
untuk menggambarkan capaian kompetensi siswa," jelas Anies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar