Terapi
menjadi Guru yang Baik
dok : Kompas Image
Waktu saya
pergi ke toko buku depan gereja Kristoforus, Grogol, saya mendapati sebuah buku kecil warna coklat yang sudah agak
kusam. Mungkin buku itu sudah lama dipajang dan kurang mendapat perhatian pengunjung, karena letaknya menempel dinding
kaca yang sering terkena sinar matahari
siang. Tertarik dengan judulnya, saya menemukan kalimat :
Ingatlah para guru yang mempengaruhi
hidupmu demi kebaikan ….
Apa yang telah mereka lakukan?
Bagaimana mereka memberikan apa yang
engkau butuhkan?
Ikutilah teladan mereka.
( Karen Katafiasz )
Banyak buku tentang menjadi guru yang baik, tapi
menurut saya buku kecil ini memberikan sisi lain menjadi seorang guru. Setelah sekian
tahun saya menjadi guru, hanya mengandalkan teori-teori keguruan, rasanya berat dan saya sering mengalami
kesulitan mempraktekan di ruang kelas, karena banyaknya administrasi gur yang cukup banyak dan
tugas-tugas tambahan lainnya.
Buku ini memberikan hal sederhana dan hal-hal yang dibicarakan seolah menjadi bagian
dari diri keseharian saya, sehingga terasa seperti melayani dengan kehidupan
diri. Misal Jika ingin memberikan yang
terbaik bagi murid, ya ingat saja hal-hal yang baik yang kita rasakan saat guru
kita mendampingi kita. Atau inspirasi-insipirasi lainnya : bergairahlah,
dengarkanlah, hormatilah dan bertindaklah dengan jujur, adil, dan tulus terhadap murid kita. Ini membuka
kesadaran saya bahwa mendidik dan mengajar
harus memperhatikan kebutuhan dan mampu
membentuk kehidupan yang memberikan harapan sekaligus tantangan bagi masa
depannya.
Saya diinggatkan
juga, sebagai guru yang banyak tantangan, untuk
mampu mengatur diri : kesehatan, waktu
istirahat, juga kesehatan rohaniahnya, dengan
olah raga, makan yang bergizi dan menghadirkan Tuhan dalam ruang kelas, melalui
sikap kita yang adil, jujur dan bijaksana.
Dan banyak lagi yang menyegarkan kita sebagai
seorang guru, baik guru muda maupun bagi guru-guru yang telah lama mengajar pun
juga bagi calon guru, misalnya murid di dalam kelas merasa diterima, aman
dihormati, dan ditantang untuk masa depannya. Secara lengkap “terapi menjadi
guru” disajikan di bawah ini.
Tulisan dari buku ini, dimaksudkan hanya sebagai ‘pintu’ bagi kita agar dapat masuk kedalam suatu pengalaman yang
menyentuh saat melayani murid-murid kita
dan membuka wawasan kita dalam meningkatkan
pelayanan itu sendiri. Yang ujungnya, mendapatkan
hasil dan buah dari pelayanan kita, ya
murid kita sendiri. Sehingga kita tidak harus urut membacanya untuk mendapatkan
yang sesuai dengan pengalaman kita. Ambil yang cocok dengan suasana hati kita yang akan kita gunakan dalam
ruang kelas saat melayani para murid.
1. Melewatkan
masa hidupmu dengan melakukan hal-hal yang berarti merupakan yang terbesar dari
segala prestasi.
Mengajar itu berarti.
2. Ingatlah
para guru yang mempengaruhi hidupmu demi kebaikan ….
Apa yang telah mereka lakukan?
Bagaimana mereka memberikan apa yang engkau
butuhkan?
Ikutilah teladan mereka.
3. Sadarlah
bahwa engkau mengajar jauh lebih banyak daripada satu mata pelajaran.
Engkau sedang membuka pikiran dn hati;
Engkau sedang membentuk kehidupan.
4. Pancarkan
semagat kepada murid-muridmu, tehadap pembelajaran, hidup dan untuk
mengikutsertakan para murid dalam pembelajaran dan kehidupan.
Murid-muridmu dan dirimu akan jauh
lebih kaya.
5. Bergairah
dengan mata pelajaran yang engkau ajarkan. Kegembiraan mudah menjalar.
6. Dengarkan
dan hormatilah impian para muridmu.
Kemudian, berikanlah mereka
tantangan untuk mencapai yang lebih tinggi.
7. Anak-anak
membutuhkan aturan dan pedoman yang sehat untuk belajar dan bertumbuh secara
baik. Berikanlah para muridmu
aturan-aturan yang tegas, wajar, dan konsisten.
8. Bertindaklah
dengan jujur, adil, dan tulus. Dengan
melakukan hal-hal seperti itu, engkau mengajarkan nilai-nilai tersebut secara
langsung.
9. Gunakanlah
pengaturan yang baik untuk meningkatkan efektivitas dan membentuk kerangka
harimu. Kalau engkau membawa pekerjaan ke rumah, buatlah keputusan secara sadar
untuk melakukanya. Engkau membutuhkan waktu senggang untuk tetap segar dan
hindarkanlah suasana yang memudarkan semangatmu.
10. Saat
engkau meminta muridmu untuk bertanggungjawab, engkau juga harus bertanggung
jawab kepada mereka. Hormatilah tanggung jawabmu; penuhilah janji-janjimu.
11. Perhatikanlah! Mengajar itu penuh tantangan. Benahilah
dirimu secara fifik. Usahakanlah untuk makan siang yang sehat, sediakanlah
waktu untuk berolah raga, dan beristirahatlah yang cukup.
12. Peliharalah
dirimu secara rohaniah. Pusatkanlah dirimu dalam Tuhan; sadarkanlah akan
kehadiran Tuhan dalam ruang kelasmu.
13. Para
mrid membutuhkan satu ruang kelas, di mana mereka merasa diterima, aman
dihormati, dan ditantang. Buatlah suasana ruang kelasmu seperti itu.
14. Engkau
memiliki banyak wewang dalam ruang kelas yaitu wewenang untuk mengatur nada dan
wewenang untuk membuat diri seorang anak bersedih atau bergembira. Gunakanlah
wewenagmu demi kebaikan.
15. Ajarilah
murid-muridmu bahwa melakukan keslahan
itu lumrah. Kesalahan bukan alas an untuk merasa maluu, tetapi kesempatan untuk
belajar dan berbuat lebih baik.
16. Akan
ada waktu tertentu saat mana engkau tidak mudah berhubungan dengan seorang
murid. Saadarlah akan perasaan dan pilihan-pilihan dan berusahalah menjadikan
hal-hal tersebut lebih penting dengan berusaha memberikan perhatian dan
perlakuan yang sama terhadap setiap anak.
17. Berikanlah
dukungan mendasar kepada murid-muridmu, bukan karenakelakuan mereka tetapi
selau karena keberadaan mereka sebagai manusia. Bahkan, saat engkau tidak menyukai mereka, engkau
dapat mencintai mereka.
18. Bisa
saja terdapat begitu banyak godaan dalm pikiran dan hati para muridmu, seperti
keadaan keluarga yang terganggu, persahabtan yang berubah, ketidakpastian,
kebingungan , dan ketakutan. Kenailah mereka sebagai pribadi yang utuh.
19. Sadarilah
bahwa bagi beberapa murid, sekolah adalah sebuah tempat istirahat, sebuah
tempat yang aman. Jagalah sekolah sebagai tempat yang aman bagi mereka untuk
menyatakan diri dan menjadi diri mereka sendiri.
20. Setiap
hari engkau memiliki kesempatan untuk menawarkan dunia kepada murid-muridmu,
memberi mereka pengetahuan dan
pengalaman yang mengubah kehidupan. Nikmatilah kemungkinan-kemungkinan yang ada
tersebut.
21. Bantulah
murid-muridmu merenungkan kekuatan mereka untuk berprestasi dan menjadi yang
terbaik. Kepuasan kana pa yang mereka capai member mereka kehormatan diri.
22. Sekolah
dapat menjdai tempat-tempat murid-murid belajar bahwa mereka berguna dan dapat
mengimbangi pelajaran-pelajaran tidak sehat yang mereka pelajari di tempat lain.
Berikanlah mereka kesempatan untuk itu.
23. Peliharalah
dirimu secara mental. Teruslah
belajar; kembangkanlah bakat-bakatmu.
Usaha tersebut akan meningkatkan dan menguatkan hidupmu sert memberimu
dimensi-dimensi baru untuk dibagikan pada para muridmu.
24. Ingatlah
bahwa murid-muridmu sedang dan berkembang. Bersabarlah dengan pikiran dan
semangat yang sedang bertumbuh itu.
25. Humor
dapat menjadi sarana yang sangat berpengaruh. Gunakanlah humor dengan lembut,
bijaksana, dan jangan pernah menggunkannya untuk menyakti orang lain.
26. Peliharalah
dirimu secara psikologis. Hadapilah kebutuhan dan
persoalan-persoalanmu, sehingga tidak mencoba memenuhi kebutuhanmu itu dari
pemberian murid-muridmu.
27. Carilah
dukunga, pengertian, nasihat, dan gelak-tawa pada rekan-rekan gurumu. Mereka
dapat menjadi sumber kearifn dan kekuatan.
28. Berpikirlah
positif tentang dirimu; beri dirimu satu dasar yang kokoh dengan menyadari
bahwa engkau baik-baik saja.
Orang merasa engkau baik bila
engkau juga merasakan hal yang sama tentang dirimu.
29. Sadarilah
bahwa apabila engkau dalam keadaan aman, engkau dapat mengahadapi rasa tidak aman seorang anak; bilamana engkau
senang dan santai, engkau menenangkan ketakutan
seorang anak.
Dengan memelihara dirimu, engkau
dapat membantu murid-muridmu.
30. Berkli-kali
sepnjang hari, engkau menghadapi pilihan-pilihan; engkau dapat menghrgai atau
engkau menghilangkan; engkau dapat meneguhkan atau tidak manusiawi. Buatlah
pilihan secara sadar.
31. Ingatlah
betapa sulit untuk menjadi seorang anak, betapa rapuh dan rentannya anak-anak
yang berada di dunia, di mana mereka tidak yakin akan diri mereka sendiri,
tetapi mereka tidak mau menunjukkannya. Di dunia ini engkau dapat menjadi
seorang pembimbing yang penuh kasih.
32. Bila
hari-harimu terasa sulit, moralmu enurun, ingatlah kembali mengapa engkau
menjadi seorang guru. Ingatlah kembali saat-saat ketika engkau menyadari bahwa
menjadi guru merupakan pilihan yang tepat.
33. Sadarilah
bahwa engkau adalah orang dewasa dan murid-muridmu masih anak-anak. Namun,
sadarilah bahwa engkau juga memiliki perasaan sebagai anak-anak yang
membutuhkan perhatian dan kasihmu. Jangan biarkan perasaan akan kebutuhan itu
berinteraksi dengan murid-muridmu.
34. Ketahuilah
bahwa dalam hal-hal berbeda, murid-muridmu cerdas. Gunakanlah teknik-teknik
pembelajaran yang berbedauntuk mencapai segala jenis kepandaian yang mereka
miliki : verbal, logis, visual, badaniah, musical, interpersonal, dan diri.
35. Hargailah
keunikan setiap muridmu sebagai bagaian keanekaragaman ciptaan Tuhan yang
melimpah. Teguhkanlah segala keunikan anak-anak, bakat mereka yang beragam, dan
latar belakang kebudayaan mereka yang berbeda.
36. Semangatilah
murid-muridmu. Biarkanlah mereka mengetahui bahwa mereka dapat melakukan
hal-hal yang berbeda, sehingga dunia dapat menjadi lebih baik karena
eksisitensi mereka.
37. Percayalah
terhadap potensi manusia yang tak terbatas. Apabila engkau menharapkan yang
terbaik dari murid-muridmu, engkau akan mendapatkanya.
38. Engkau
memiliki kemampuan untuk menyentuh kehidupan untuk kehidupan dengan cara yang
tak terbatas dan menakjubkan. Bersyukurlah bahwa engkau seorang guru!
Semoga ada
beberapa hal yang dapat bapak ibu jadikan inspirasi kita dalam melayani
murid-murid kita. Semoga ! ( bewe
okt2012)
( Sumber buku: Karen katafiasz, “ Teacher Therapy”
(Terapi Menjadi Guru yang Baik)”, 2004, penerbit OBOR, Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar