‘Duc
in altum’
‘Bertolaklah
ketempat yang dalam’ ( Luk 5:4a)
“Ikan
itu layaknya berkat dari Tuhan dalam
hidup kita, walau kita sering diberi petunjuk oleh Tuhan , untuk diberi berkat
seperti Simon, tetapi kita sering malas bahkan tidak percaya”, kata
Rama , hal itu disampaikan karena
ia terkesan pada Lukas 5, ayat
4&5. Demikian salah satu sesi sharing
dalam rangkaian retret selama enam hari
yang terbagi dalam dua gelombang. Gelombang I tanggal 14 – 16 januari 2013 untuk
siswa kelas 9C dan 9D yang didampingi bu Dian dan pak Widya serta bu
Suzy dan gelombang kedua, 16 – 18 Januari 2013 siswa kelas 9A dan 9B didampingi
pak Budi dan bu Heni serta Sr Giovani CB, bertempat di wisma Berkat Cibodas.
Retret
selama tiga hari per gelombang ini dikemas dalam berbagai kegiatan doa, sharing
dan meditasi serta dipadukan dengan berbagai permainan yang membentuk siswa belajar untuk kerjasama,
kedisiplinan, ketenangan, kepercayaan,
dalam suasana keterbukaan dan kegembiraan. Semua rangkaian retret
dibimbing oleh tim ‘temen maen’ yang punya motto bermain tidak main main hasilnya bukan main. Yang pimpin pak Sigit dan
bu Sigit atau sering dipanggil oleh anak-anak ‘papi/mami’, kemudian ada kak Manus,
kak Heru, kak temon serta kak Arif.
Sesuai
dengan tujuan kegiatan yang sudah diprogramkan , maka beberapa kegiatan diadakan
di dalam maupun diluar ruangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan di luar Circle webbing, kaki seribu, opposite .
Pada hari pertama anak diminta menuliskan cita-citanya dalam kertas berbentuk
bintang serta menempelkannya di sebarang tempat dalam satu ruangan dengan
ketentuan, setinggi mungkin yang dapat tempelkan oleh tiap siswa. Anak dengan
semangat menempelkan ‘bintangnya’ setinggi mungkin dengan berbagai cara,
misalnya ada yang meloncat menempelkan di dinding , ada yang naik kursi,
bergendongan, bahkan ada yang naik kursi kemudian meloncat ke atap ruangan. Dari kegiatan ini diharapkan
setiap siswa mempunyai, ingat dan mulai mantap tentang cita-citanya serta
‘digantungkan’ setinggi mungkin selama hidupnya
serta mampu memotivasi dalam belajarnya.
Sesi
selanjutnya adalah sesi : perintah saling mengasihi ( Yoh 15; 9-17) ini dikemas
dalam permainan dimana setiap kelompok
setelah bermain diminta mencari dan mendapatkan pesan saling mengasihi
disetiap permainan. Permainannya Circle
webbing, kaki seribu, opposite. Kelompok-kelompok ini dibentuk sebelum sesi 1 dengan dibuka dengan
Ice Breaking : keterbukaan ( I want to be
Your Friend). Tiap kelompok 10-12 orang dengan 1 ketua. Dan tiap kelompok
mencari nama serta membuat yel-yel penyemangat sesuai nama kelompok secara
singkat. Selesai sesi ini dilanjutkan
sesi ‘Pertualangan pencarian jati diri’ dan dilanjutkan ibadat malam
meditatatif Taize, dimana dalam meditasi diciptakan susana hening dengan
mematikan semua lampu diganti dengan cahaya lilin disekitar ruang meditasi
selama kurang lebih 60 menit, dengan tetap dalam pencarian diri, SIAPAKAH AKAU?.
Meditasi
Oleh Laure Beth Jones
Aku adalah bumi-
Tanah
yang menompang dan memelihara benda-benda hidup
Aku
memberikan sandaran yang kuat kepada mereka yang berada disekitarku
Aku adalah angin-
Kekuatan
yang mengahalau segala kekuatan lama dan membawa serta gagasan-gagasan baru
seperti datangnya musim semi
Aku adalah api-
Yang
menghidupkan daya kekuatan dan gairah dalam diri orang lain
Aku
memberikan kehangatan kepada dinginnya malam musim dingin dan membersihkan
jalan bagi suatu awal yang baru.
Aku adalah air-
Yang
tak dapat ditahan. Tidak ada hambatan yang bias menghentikan diriku.
Aku mengalir diatas, menyelusup dibawah, mengintari dan
menembus.
Aku bisa mengubah bentuk menjadi uap atau es atau hujan.
Aku memberi hidup kemanapun aku pergi.
Aku menyentuh setiap orang yang kutemui.
Lalu
SIAPAKAH
AKU ?
‘Alam
ciptaan yang mulia’ (Maz 148. Mat
6 : 26-34), merupakan tema ibadat pagi hari kedua. Semua rangkaian ibadat
lagu pembukaan, dari doa pembukaan, pemerikasaan batin, tobat dan Tuhan Kasihanilah
kami, bacaan Injil, sharing, Bapa kami, doa penutup, lagu penutup, disiapkan
dan lakukan oleh siswa tiap kelompoknya. Bahkan mereka menyiapkan sendiri juga
tempat, altar ( salib dan lilin), lagu
serta pemimpin ibadat, mereka mampu dan berjalan dengan baik. Berberapa sharing
yang muncul, Valent, mendasarkan pendapatnya pada ayat 4-5, “Semakin jauh dan dalam, maka kita akan
mendapatkan hasil yang lebih karena pengalaman Dodo, terkesan pada ayat 2 & 4 ”Menyerahkan diri dan
bersyukurkarena kasih Allah untuk semuanya”,” Semakin membuka diri dan rendah
hatiuntuk mencoba,maka pada akhirnya kita akan bersyukur lebih banyak. Kita mau
mendapatkanbanyak tetapi kurang berusha dan seringkali kita malas”, kata Lola,yang
terkesan ayat 9 & 4. Henry Candra, ayat 6,”Perlu persiapan yang matang untuk
memperolehsesuatu yang diinginkan”.Reiner, ayat 7 & 8,”Hal yang didapat
harus juga dibagi-bagikan ( berbagi dan bersyukur)”. Danil ayat 8 & 10,” Tuhan pasti memafaafkan kesalahan kitajika
kita mau bertobat dan membuka dirikepada Tuhan karena Tuhan Maha pengampun”. Patrick
ayat 10,”Tuhan memberikan kesempatan untuk
lebih baik”.Vienna ayat 2,”Tuhan memeberikan kesempatan besar”, serta Adel
terkesan pada ayat 2 &3,”Kita tidak
boleh mebeda-bedakan satu sama lain”.
Sesi selanjutnya “Tanggapan akan kasih Allah” dalam sesi ini setelah
sharing siswa sampai pada kesimpulan apa tanggapan kita ( siswa) akan kasih
Allah?....yaitu bersyukur, percaya diri,
menghormati dan tanggungjawab, mengembangkan anugerah yang sudah diberikan pada
kita, mengasihi sesama, mempergunakan sebaik-baiknya talenta yang diberikan
Tuhan pada kita, serta menghargai sesame. setelah mandi dan makan malam
kegiatan semakin mengarah apada tujuan retret ini melalui rekonsiliasi anak
dengan Tuhan ( mohon belas kasih), anak dengan orang tua, anak dengan teman dan
guru disertai dengan ‘surat cinta” yang dibuat oleh siswa sebagai wjud
rekonsiliasi, permohonan apun serta ucapan terimakasih. Serta dimasukkan
kedalam amplop “surat cinta” yang akan dipersembahkan dalam misa serta
diserahkan kepada teman dan guru setelah selesai retret.
Pada hari terakhir doa pagi : Kebangkitan serta kegiatan diluar ruang yaitu
mengalirkan bola pingpong melalui pipa yang dibawa menyambung antar siswa tiap kelompok.
Permainan ini memberukan nilai kerjasama, keterbukaan, kecepatan dan ketepatan
serta menghindari rasa putus asa ( semangat), meski beberpa kali jatuh
dan harus mengulang kembali. Tiap kelompok tetap gembira melakukannya meski
bukan menjadi pemenang itulah keindahan
permainnan ini. Selanjutnya setelah mandi pagi dilanjutkan pengakuan dosa
pribadi.
Setiap siswa katolik diwajibkan mengikuti pengakuan dosa secara pribadi
dengan pastor, yang didahului dengan ibadat pengakuan dosa secara singkat, sedangkan
siswa lain mengikuti kegiatan rekonsiliasi dengan membakar ‘dosa-dosa’nya di
tempat yang sudah disediakan dengan terlebih dahulu doa pribadi . Seluruh
rangkaian retret diakhiri dengan misa bersama pastur Didit OFM. Dalam kotbahnya
pastor bertanya : senjata apakah yang mampu mengubah dunia?... banyak jawaban
terlontar dari siswa maupun guru pendamping tapi bukan itu yang dimaksud
pastor. Selanjutnya pastor menegaskan bahwa senjata yang ampuh mengubah dunia
adalah pendidikan, beliau mengutip dari yang disampaikan oleh Nelson Mandela. Berpikir
bukan hanya dengan akal budi kita tetapi juga berpikir dengan hati. Belajar
merupakan ungkapan rasa syukur atas kasih Tuhan yang sudah kita terima,
sehingga kegiatan belajar merupakan ungkapan dari dalam diri /hati siswa sebagai
silaih sudah dikasihi Allah, sihingga kegiatan belajar bukan paksaan dari orang
tua maupun gurunya. Diakahir kotbahnya pastor berpesan bahwa semua yang sudah
di berikan pembibing adalah baik dan benar, maka setelah retret ini setiap
siswa diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik.
Siang hari setelah misa
berakhir, semua siswa berkemas untuk pulang kembali ke Tangerang, kembali untuk
mewujudkan diri menajdi pribadi-pribadi yang lebih baik dalam belajar maupun dalam kehidupan, baik dalam
keluarga,sekolah, maupun masyarakat. Bertolaklah
ketempat yang dalam ‘Duc in altum’. ( bewe, januari2013)
Sumber bacaan :
Buku peserta retret SMP tarakanita Gading Sserpong, 2013‘temen maen’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar