dok: boniseno.blog.ugm.ac.id
‘Tempore mutantur et nos mutamur in illis’.
Waktu berubah dan kita pun berubah
seiring dengannya.
( drama karya Edward Forestt, Pedantius babk I adegan 3)
“Tarakanita,..... satu hati,satu semangat,Tarakanita
Yes” selalu diucapkan baik
oleh bapak ibu guru karyawan maupun oleh siswa Tarakanita, setiap kali
mengawali kegiatan. Kadang diucapkan berkali-kali kalau responnya dianggap
kurang bersemangat atau kurang serentak. Dan kalau sudah diucapkan secara
semangat dan serentak, rasanya memang menggetarkan baik bagi yang mengucapkan
maupun yang mendengarkan/menyaksikan. Memang hal ini merupakan kebiasaan yang
baik karena diharapkan setiap insan
Tarakanita menjadi lebih semangat dalam kebersamaan.
Mereka dingatkan untuk tetap bersatu, tetap semangat dalam bingkai nilai-nilai ketarakanitaan.
Menurut penulis, pada awal ‘yel-yel’ ini
diperkenalkan, terasa sekali getaran hingga dalam jiwa, ada perasaan bangga…,
merasa ada kebersamaan dalam perjuangan, bahkan saya menjadi ‘merinding’…nyes.
Dalam kegiatan
akhir-akhir ini’ yel-yel’ semacam itu masih tetap lakukan , namun terasa hanya
diucapkan sebagai ‘kewajiban’ yang harus dilakukan saja, minimal ini yang
penulis amati. Ada kesan yel diucapkan nyaris sudah kehilangan makna,
seakan-akan telah menjadi sesuatu yang hiperbolik, atau malah ‘lebay’ alias berlebihan. Padahal penulis
yakin konsep ini dibuat mempunyai tujuan memberikan hal yang baik. Memasuki
tahun baru, kiranya hal ini baik untuk kita refleksikan kembali makna
sesungguhnya dari konsep ‘yel-yel’ tersebut.
Menurut saya yel-yel ini mengandung makna kebersamaan, ingin membangun atmosfer
keberasamaan dalam keluarga besar Tarakanita, dalam menghadapi berbagai
tantangan dengan semangat ketarakanitaan. Pertanyaannya apakah selama setahun
yang lalu kita sudah benar-benar bekerja sama? Atau hanya bersama-sama
bekerja?!. Kita memang pahami setiap karyawan
memiliki perbedaan-perbedaan baik dalam latar belakangnya, motivasinya, cara berpikirnya serta perbedaan yang lainnya. Kadang dalam
menghadapi suatu permasalahan yang ada, banyak dipengaruhi dengan keberagaman
tersebut. Misalnya munculnya suatu isu, kadang isu sering kita anggap benar,
hanya karena cocok dengan prasangka itu.
Apalagi kalau isu itu lahir dari ketakutan yang berkepanjangan akan suatu hal.
Repotnya, kalau kita coba cari dari mana sebuah isu itu berasal, yang terjadi
bukan hanya sumbernya yang tidak jelas dan malah berputar-putar, tapi sering
bahkan berbuah isu baru . Begitu terus berputar dan kita lebih seru berkasak
kusuk ketimbang kerja. Menurut Nana dalam tulisannya Show your Synergy,perbedaan dan keberagaman memang faktor yang
sebenarnya menjadi kunci kekuatan kebersamaan (synergy). Tanpa perbedaan, tidak bakalan muncul pilihan-pilihan
atau peluang-peluang baru.
Lalu bagaimana langkah
kita di tahun baru ini? kata orang di tahun
baru orang perlu membuat satu resolusi
baru. Menurut Ruben saragih, ketika membuat resolusi baru untuk menerima
hal-hal yang lebih di tahun ini, maka itu juga berarti kita perlu memberikan
hal-hal yang lebih dibandingkan tahun yang lalu. Untuk menerima hasil yang
berbeda kita tidak bisa terus melakukan hal yang sama. Bila kita mengambil satu hal kecil masalah di atas yaitu
kerjasama sebagai resolusi kita di tahun 2013. Berarti kita harus berani jujur
terhadap masalah itu, yaitu berani memulai hal baru guna mengatasi
halangan-halangan untuk dapat
bekerjasama. Karena jatidiri keberhasilan adalah keraja sama, menurut Jacob
Oetomo. Saling menopang, yang lemah dikuatkan
, yang kuat memberi dukungan. Kebiasaan membesar-besarkan kekurangan orang lain,
kita balik dengan membesar-besarkan kelebihan orang lain. Untuk apa? Untuk
menciptakan kebersamaan. Apalagi pekerjaan kita, dilembaga pendidikan, adalah
merupakan kerjasama, saling memberi kontribusi, yang dipresentasikan dalam
tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam IBSC.
Menurut teman di yayasan, kita tidak
hanya harus kerja keras untuk bekerja tetapi lebih dari itu kita dituntut kerja kreatif,
karena tanpa disadari persaingan semakin meningkat. Maka untuk memenangi
kita perlu kerjasama, karena kerjasama merupakan kerja kelompok yang kreatif,
untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang kokoh dan kuat. Selamat tahun baru
teman-teman, mari kita berkerjasama melayani putra-putri yang telah
dipercayakan kepada kita. ( bewe.6113)
“Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku
dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya,
maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya,
dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya,
maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya,
sehingga tanah itu memberi hasilnya dan
pohon-pohonan di ladangmu
akan memberi buahnya…” ( Imamat 26:3,4)
Sumber bacaan :
1. Renald
Kasali, ‘Change’, PT GPU. Jakarta,
2007.
2. Ruben
Saragih, Nana, ‘Infokita’, Kompas Gramedia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar