Pagi
di bukit Menoreh…
Dia
akan mengendong dan menyayikan kidung cinta
( Lisa
engelhardt)
Hawa dingin masih terasa di badan
umat tua muda, laki perempuan
berjalan
menuju satu tujuan …
gereja
Santa Perawan Maria, Pelem Dukuh, paroki Nanggulan, DIY.
Dengan
embun yang dingin masih menyelimuti perbukitan
mereka
datang dari berbagai penjuru bukit Menoreh.
Dengan
kesedehanaan mereka hadir di rumah Allah.
Kebanyakan
ibu-ibu tua memakai kebaya khas jawa
sedangkan
bapak-bapaknya kebanyakan pakai batik
dibalut dengan jas
yang
sekaligus berfungsi sebagai jaket sebagai mengusir dinginnya pagi ini.
Hanya satu tujuan mereka ……
memenuhi
undangan Kristus untuk tinggal dalam Dia
hati
mereka dipenuhi dengan kerinduan akan
kepenuhan hidup bersama Dia
disela
kehidupan yang kebanyakan sebagai petani
mereka
tetap merindukan jumpa bersama Dia.
Setiap
orang, menurut Santo Thomas Aquinas,
memiliki
potential
obedientialis* ……
sikap
dasar yang secara kodrati atau dari sononya
terbuka kepada Sang Pencipta
dalam
wujud kerinduan manusia akan :
kesempurnaan…
kebahagiaan
…
kebebasan
…
kedamaian
….
ketenangan
…
dan
sebaginya ,
dengan
wujud keterbukaan batin manusia pada
pengalaman akan Allah.
Dalam ekaristi kita di undang tinggal bersama DIa,
…..
saat Tuhan mengumpulkan umatnya ( ritus pembukaan),
……
saat
Dia Bersabda dan mengobarkan hati kita ( liturgy sabda),
….. saat Dia memberikan diri
dan hidup-Nya agar bersatu dan tinggal dengan kita ( liturgy ekaristi )
….. saat Dia menutus kita auntuk kembali ke perjuangan
hidup sehari-hari dalam berkat-Nya (ritus penutup)
Dengan senyuman mereka saling
bersalaman, saat tiba di
rumah Allah.
Ketulusan,
keluguan dan kebahagian terpancar dari wajah-wajah mereka.
Saat
ekaristi di mulai
umat
mengikuti misa dengan khimat ….
tangan-tangan
mereka tekatup
tatapan
mereka tertuju pada altar
kepala
mereka mengangguk-angguk,
seakan
mereka mengatakan ‘ya’ atau ‘amin’
keheningan
terasa dalam gereja sedehana ini
meski
saat tertentu mereka tertawa dengan homili yang disampaikan pastor
Rasanya
mereka mendapat ‘sesuatu’ yang melegakan, menguatkan ..serta menentraman hati
mereka
…………………………………..
Aku menoleh keluar jendela
Ah…
indah sekali
Kulihat
banyak bunga berwarna-warni
Bunga-bunga bermekaran
masih
basah kena embun pagi
kadang
air menetes dari ujung daun
terasa
segar… saat angin berhembus masuk melewati jendela gereja
dingin
…. tapi nikmat sekali
kadang
bergoyang-goyang terkena angin di bukit Menoreh ini.
Seakan
bunga-bunga ‘ikut’ dalam pujian-pujian pagi itu.
Bunga
juga seakan menyempurnakan ….
doa-doa yang dipanjatkan ….
persembahan-persembahan
umat sederhana ini ….
Selesai
ekaristi pagi itu ….
kudekati
bunga-bunga yang berada tepat di samping gereja,
tentu
setelah bersalaman dengan pastor dan umta lainnya.
Banyak
umat tidak segera pulang
mereka
ngobrol satu sama lain
anak-anak
bermain-main dengan teman sebayanya
para
remaja, OMK, asyik ngobrol di ujung gereja
orang
tua berbincang-bincang bersama pastor di samping gereja
Sebagian
menyiapakan tempat
karena pagi ini ada beberapa agenda
…
pertemuan dewan stasi
…
pertemuan omk
…
pembagian bingkisan bagi saudara-saudari yang menerimanya
…
serta pesta BIA
Bunga …..
Bunga-bunga
itu tumbuh menjadi ‘pagar, rumah Allah
Bunga-bunga
itu memberi keindahan bagi rumah Allah
Bunga-bunga
itu tumbuh menyatu dengan dinamika pengalaman iman umat setempat
Bunga-bunga
itu memberi keindahan meski tak diminta.
Bunga-bunga
memberi warna lain dalam kehidupan penduduk bukit Menoreh
Gereja
berada pada ketinggina tertinggi di antara rumah-rumah penduduk
seakan
memberikan berkat senantiasa pada penduduk disekitar gereja serta bukit Menoreh
tak bosan …
Kuamati
satu persatu bunga yang indah serta berwarna- warni.
Saat
sedang mengamati bunga datang kupu-kupu mendekati bunga-bunga.
Kupu-kupupun
berwarna –warni
Indah
sekali ……
damai
rasa nya menikmati keindahan pagi ini…
entah
berapa lama kunikmati keindahan bunga-bunga yang indah ini
Kuamati lagi lebih dekat lagi …
kupu
dan bunga, seakan
…..
ingin berbagi keindahannya
…..
ingin berbagi keaharumanya
….
Ingin berbagi kebersamaannya
….
Ingin berbagi sukacita pagi
….
Ingin berbagi keceriaannya
…..
ingin berbagi kegembiraannya
…. Ingin berbagi kesetiaannya
….
Ingin berbagi kebahagiannnya
Tak terasa badanku terasa hangat
Memang
sinar matahari pagi ini pelan-pelan memberi kehangatannya
sinarnya menebus diantara dedaunan dan ranting pepohonan
sinarnya menebus diantara dedaunan dan ranting pepohonan
Kini
…
bunga
yang indah
kupu-kupu
yang indah pula
disempurnakan
dengan sinar matahari yang memberi kehangatan pagi
sempurna
sekali …
Tuhan
memang Maha Sempurana
Terima
kasih tuhan
Engkau
memberikan pelajaran pagi ini
Terima
kasih Tuhan atas segala yang engkau berikan
bunga,
kupu dan sinar matahari
Syukur
ku panjatkan pada-Mu Tuhan
Terima kasih ....
atas pengalaman iman yang boleh aku alami
bersama umat-Mu di bukit Menoreh pagi ini.
(bewe4113)
Terima kasih ....
atas pengalaman iman yang boleh aku alami
bersama umat-Mu di bukit Menoreh pagi ini.
(bewe4113)
Sumber bacaan :
Emanuel Martasudjita, Pr, “Ekaristi”, Kanisius, Yogyakarta, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar