Tugas Guru
gambar : menukpqsd.worldpress.com
"Kita tidak selalu bisa
membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi
muda untuk masa depan.
FRANKLIN D ROOSEVELT (1882–1945) Presiden ke-32 Amerika
Serikat
Tugas seorang guru :
1.
Guru
sebagai Profesi
Tugas profesional guru
meliputi mendidik, mengajar dan melatih/membimbing, serta meneliti (riset).
a. Mendidik
Berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
b. Mengajar
Berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi
c. Melatih/membimbing
Berarti
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa
d. Meneliti
Untuk
pengembangan kependidikan
2.
Guru
di bidang kemanusiaan
·
yaitu “pemanusiaan manusia”- dalam
artian transformasi diri dan auto-identifikasi peserta didik sebagai manusia
dewasa yang utuh.
·
Karenanya di sekolah, guru
harus dapat menjadikan dirinya sebagai “orang tua kedua” bagi peserta
didik, dan di masyarakat sebagai figur panutan “digugu dan ditiru”.
a. Guru
harus mampu menjadikan dirinya orang tua kedua.
b. Ia
harus mampu menriksimpati sehingga menjadi idola siswa
c. Auto-pengertian
: homoludens, homopuber, dan homosapiens
3.
Di
dalam masyarakat
a. Mendidik
dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral.
b. Mencerdasakan
bangsa Indonesia
4.
Guru
sebagai Personal
a. Tugas
personal menyangkut pribadi dan kepribadian guru.
b. Itulah
sebabnya setiap guru perlu manatap dirinya dan memahami konsep dirinya. Wiggens
dalam Sahertian (1994) mengemukakan tentang potret diri guru sebagai pendidik.
c. Menurutnya, seorang guru harus mampu berkaca pada dirinya
sendiri.
d.
Bila
ia berkaca pada dirinya, ia akan melihat bukan satu pribadi, tetapi ada tiga
pribadi, yaitu:
(1) Saya dengan konsep diri saya (self concept);
(2) Saya dengan ide diri saya (self idea);
dan
(3) Saya dengan realita diri saya (self
reality).
e.
Dengan refleksi diri, maka guru mengenal
dirinya (autoidentifikasi) dan selanjutnya haruslah mengubah (tranformasi)
dirinya, karena guru itu adalah “digugu dan ditiru” dan haruslah “ing ngarso
asung tuladha”. Karena itu sebelum ia mengemban misinya haruslah “membangun
jati dirinya”.
f.
Misalnya dalam penampilan, guru harus
mampu menarik simpati para siswanya,
karena bila
seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama
adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya.
g.
Maka guru harus memahami hal ini dan
berusaha mengubah dirinya menjadi simpatik. Demikian juga dalam hal kepribadian
lainya.
(bewe 08713)
Sumber :
1. Drs.
Moh. Uzer Usman, menjadi guru professional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
1995.
2. Asmuni
Syukir, Astkip Worldpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar