Rp. 5.000
“Bila
Anda membantu orang lain mengatasi masalahnya,
Anda sudah
mengambil kekuatan mereka”
( Paul Hanna
)
Sore hari pulang sekolah,
perasaaan saya terasa tak nyaman, karena
beberapa hari ini, motor yang saya gunakan tiap hari, terasa nggak beres. Namun tahu kondisi tak nyaman
tetap saja saya gunakan untuk kegiatan kerja karena saya malas ke bengkel.
Memang sih ini tak baik bagi ‘kesehatan’ motor,
tapi banyak pertimbangan yang membuat malas ke bengkel. Salah satunya sebabnya belum ketemu bengkel
yang cocok di hati, setelah bengkel langganan saya pindah ke Aceh, pemiliknya kembali ke kampung halaman. Benar saja, sore hari
ini motor tiba-tiba mati tanpa ada tanda kerusakan sedikitpun. Tak biasanya
mesin mati seperti ini, pasti bukan busi atau kerusakan yang sepele, pikir saya.
Benar, kucoba stater berulang kali tidak ada tanda ‘kehidupan’ .
Motor saya dorong
mencari bengkel terdekat,. Tidak lama setelah mendorong kelihatan ada bengkel
kecil, karena ada spanduk iklan sebuah pelumas, biasanya bengkel terdapat
spanduk iklan yang terkait denga spare part
atau oli motor . Meski kecil dan kelihatan sangat sederhana, tetap saja motor saya
bawa ke bengkel tersebut daripada mencari bengkel yang besar tapi jauh dan
belum tentu ada disekitar sini. Setelah saya standarkan motor, saya minta
bantuan pemilik sekaligus montirnya, saya tahu montirnya karena dia sedang
memperbaiki motor orang lain.Ia bertanya bagaimana penyebab dan peristiwa
matinya mesin motor. Setelah saya ceritakan bahwa mesin mendadak mati dan larus
listriknya juga mati. Kemudian dengan cekatan ia membuka kap lampu depan dan
memeriksa kabelnya. Setelah merasa cukup ia berpindah membuka tutup tempat aki
berada, ia memeriksa ‘bendik stater’ (
stater relay) . selanjutnya cek antara lampu dengan stater dan dilanjutkan
pekerjaan lainnya, yang saya tak paham sama sekali . Hanya dengan waktu kurang
lebih 30 menit, dengan mengganti dan menyabung kabel serta memperbaiki beberapa
elemnen mesin, akhirnya mesin kembali dapat ‘hidup’ . Dengan cekatan ia merapikan
kembali pekerjaan serta tak lupa mengelap semua kotoran bekas pekerjaannya yang menempel pada body motor . Setelah selesai saya menanyakan ongkos jasa
yang harus saya bayar, bang Dudi demikian nama montir, kukenal karena ada
tertulis di dalam bengkel “Bengkel Bang Dudi” , menyebut angka ‘Rp. 5.000!’.
Tidak percaya dengan pendengaran saya, …
yang HANYA Rp. 5.000, lalu kembali saya tanyakan, ‘Berapa bang ongkosnya ? ‘Lima ribu rupiah saja’, jawabnya sekali lagi.
Ah……….. murah amat, baik benar orang ini.
Dengan pekerjaan yang
sangat membutuhkan ketrampilan yang cukup tinggi, waktu yang lama terpakai serta penggantian kabel dan
selotip CUMA dihargai Rp. 5.000………tidak percaya.Mungkin ia terbiasa dengan harga yang murah atau dia memang tidak terlalu ngoyo dalam mencari uang, atau pada dasarnya suka membantu orang. Rasanya saya malu terhadap
saya sendiri, sering saya enggan memberi waktu bagi muridku meski hanya sejenak dengan alasan waktu
istirahat! Atau kurang sabar bila ada murid yang bertanya yang kurang
bermutu!.... sekarang didepan saya dihadapkan orang yang sederhana, yang dengan kesederhanaannya selalu membantu orang dalam setiap pekerjaannya,
saya merasa kecil. padahal di dunia sana, sekarang banyak orang berlomba untuk
menaikkkan harga tinggi agar dapat untung
yang berlipat-lipat. Dengan dalih slogan: banting harga! ….. discount besar-besaran……..SALE!!
atau cuci gudang, yang sebenarnya harganya kadang sudang dinaikkan terlebih
dahulu, hal itu hanya merupakan trik
pemasaran saja. Kita pun kadang juga berbuat sama, bila diminta bantuan teman,
sahabat atau orang lain, kadang kita juga ‘jual mahal”’ dengan alasan sibuk,
tidak kenal, tidak mempunyai waktu atau bahkan terang-terangan menolak, meskipun orang lain itu sangat membutuhkan
uluran tangan kita.
Bang Dudi, seorang bengkel motor, hari ini telah menyadarkan saya untuk ‘bermurah hati’ terhadap orang lain disekitar kita; anak, pembantu, teman kerja, tetangga ataupun orang yang saya jumpai dalam kehidupan saya meski belum saya kenal. Ah aku harus berani membantu orang, memberikan waktuku untuk membantu sesamaku. Saya jadi bermimpi bila para pemimpin negeri ini meniru sikap bang Dudi, berani hidup sederhana dan jujur dalam melayani rakyatnya, pasti negara ini cepat sejahtera. Marilah kita tebarkan kemurahhatian kita pada orang lain disekitar kita ………… (bewe 28nov1213)
Bang Dudi, seorang bengkel motor, hari ini telah menyadarkan saya untuk ‘bermurah hati’ terhadap orang lain disekitar kita; anak, pembantu, teman kerja, tetangga ataupun orang yang saya jumpai dalam kehidupan saya meski belum saya kenal. Ah aku harus berani membantu orang, memberikan waktuku untuk membantu sesamaku. Saya jadi bermimpi bila para pemimpin negeri ini meniru sikap bang Dudi, berani hidup sederhana dan jujur dalam melayani rakyatnya, pasti negara ini cepat sejahtera. Marilah kita tebarkan kemurahhatian kita pada orang lain disekitar kita ………… (bewe 28nov1213)