Sabtu, 21 September 2013

BKSN 2013 St. Yakobus, Santa Odilia Tangerang



Kasih Ilahi Memulihkan
Luka Kehidupan
(Belajar dari Tokoh Istimewa Perjanjian Lama)

HOSEA

gambar : panduan BKSN 2013, KKKS KAJ


Pertemuan BKSN  September 2013 di lingkungan Yakobus, Paroki Santa Odilia Citra Raya Tangerang. Yang dihadiri oleh banyak warga baik orang tua maupun anak-anak. Sangat  menggembirakan mengingat pertemuan ini adalah peretemuan bulan kitab suci. Hal ini karena Komisi kerasulan kitab suci KAJ, dalam mengemas kegiatan kitab suci ditingkat lingkungan lebih variasi dan terbuka dalam situasi kondisi masing-masing lingkungan sehingga pemandu dan umat menjadi lebih berani untuk terlibat.
Dalam diskusi dibagi dua keompok besar yaitu kelompok anak –anak yang dipandu oleh ibu Lusi dan kelompok bapak – ibu di pandu oleh ibu daryati.


 Beberapa hasil diskusi pada pertemuan kedua :
1.      Akibat perselingkuhan ( versi bapak-bapak )
·      Perkawinan yang kurang atau tidak harmonis
·      Sering bertengkar meski hal  kecil
·      Yang menjadi korban anak-anak
·      Kecenderungan meninggalkan hidup menggereja
·      Kepercayaan hilang
·      Keinginan untuk membalas

2.      Akibat pereslingkuhan ( versi ibu-ibu )
·      Sakit hati marah dan kecewa.
·      Besikap negative
·      Perceraian ( KDRT )
·      Sulit memaafkan
·      Saling curiga

3.      Yang dilakukan bila pasangan kita tidak setia :
  ·      Marah kecewa, menyesal, kemungkinan membalas
  ·      Melakukan rekonsiliasi
  ·      Melakukan intropeksi masing-masing
  ·      Mencoba dan selalu berusaha bicara baik-baik
  ·      Melakukan konseling, kepada pihak lain yang dianggap  kompeten dan dapat dipwercaya
  ·     Memperhatikan hal-hal kecil hal-hal yang berguna
   ·      Tetap bertahan demi janji perkawinan dan anak-anak
   ·      Mengalah demi kebaikan bersama
·      Selalu berusaha bersabar dan  bersyukur
·      Yakin dan percaya Roh Kudus lebih kuat dari pada roh jahat

4.      Pandangan kristiani terhadap perkawinan, semua kelompok sepakat bahwa perkawinan sebagai Sakramen, hakikat perkawian .
Istri harus bisa berperan sebagai ; Ibu, Teman, guru, wanita penghibur bagi suaminya.

5.      Yang dapat diteladani dari Hosea dalam membangun hubugan kehidupan kristiani :
·         Kesetiaan kepada Tuhan yang diwujudkan dalam kesetiaan terhadap pasangan yang dipilih.
·         Pengampunan
·         Berjiwa besar
·         Menerima pasangan dengan apa adanya

6.      Tips perkawinan
·         Saling percaya
·         Setia pada pasangan
·         Saling mengingatkan
·         Ingat janji perkawinan
·         Mau dan selalu mengampuni
·         Menjalin komunikasi yang baik!!!
·         Jangan pernah merasa aman ( tetap waspada …..)
·         Memahami kekurangan pasangan !!!
·         Tekun berdoa
·         Selalu memberikan kata-kata cinta 
      ( I Love you….)
·         Istri sebagai tempat “kotak sampah”
     ( jangan cari tempat sampah lain!!!)
·         Mengawali dan mengakhiri hari dengan berdoa bersama .


Diakhiri dengan lagu “ Cintailah Pasanganmu”
Gemuruh ombak menderu
Berlomba menuju pantai
Bagaikan dua insan yang bercinta
Semenjak alam tercipta
Mereka saling mencinta
Indahnya betapa indah cinta ini ……
                                   
Reff :   cintailah pasanganmu
                       Seperti dirimu sendiri
           Bersama-sama kami nikmati,
                            Apa yang dikaruniakanNya (2X)

Materi pendalaman dari KKKS KAJ
      Gereja Katolik sangat menjunjung tinggi relasi cinta antara suami-istri dalam suatu ikatan pernikahan yang suci.
      Gereja bahkan mengangkat kesakralan relasi tersebut sebagai Sakramen, artinya relasi kasih antara suami istri dijadikan sebagai cerminan yang konkret dari kasih Allah kepada manusia.
      Kasih, kesetiaan dan pengorbanan suami istri dalam berproses dalam hidup perkawinan mereka mampu membawa mereka kepada kesucian hidup sebagai anak-anak Allah.

      Kebahagiaan dalam hidup perkawinan membutuhkan proses perjuangan yang tidak instan. Suami istri dalam perjuangan itu perlu selalu belajar 3 P yaitu 
1.      Penerimaan.
2.      Penghargaan
3.      Pengorbanan (yang kadang tidak sedikit).
      Sering terjadi dalam proses saling belajar dan saling berproses itu, beberapa pasangan menjadi begitu terluka karena pasangannya.
      Ada pepatah yang mengatakan:
Rasa sakit yang paling menghancurkan adalah pengkhianatan dari orang yang paling kita cintai.

      Mulai dari
-           perbedaan visi
-           kesulitan ekonomi
-           ketidakhadiran anak
-          konflik dengan orang tua dan mertua
-           perselingkuhan
-          dan lain sebagainya.
Pada kenyataannya ternyata anak-anak juga selalu menjadi korban keadaan yang tidak mengenakan tersebut.

      Dengan menikahi seorang perempuan sundal, Nabi Hosea diminta untuk mengangkat martabat seorang pendosa menjadi martabat anak Allah. Perintah ini tentulah tidak mudah dilakukan, terlebih kalau kita hanya mengutamakan harga diri dan gengsi. Nabi Hosea telah melakukan suatu keputusan yang tepat, dia mengorbankan segalanya termasuk: kekhawatiran untuk dikhianati lagi, masa depannya dan kebahagiaannya.

      Penerimaan dan keberanian mengolah pengalaman pahit dalam hidup perkawinan membawa Nabi Hosea pada pengalaman lain yang jauh lebih dalam dan istimewa.
      Nabi Hosea dihantar pada suatu kebenaran sejati di mana misteri Allah terkuak baginya. Ia mengalami pengalaman baru bagaimana Allah dengan kasih yang sempurna ternyata masih mau menerima kembali umat manusia yang berdosa.
      HOSEA
      Tuntunan Allah tampak nyata dalam
-          KASIH
-           KETAATAN
-          PENGENALAN AKAN ALLAH.
Apakah sudah ada di dalam ikatan relasi kita selama ini?
      Kalau kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri pastilah sangat sulit. Kita memerlukan kekuatan di luar diri kita. Dasar dari setiap pengampunan tidak lain adalah KASIH atau lebih tepatnya PENGALAMAN HIDUP KITA DIKASIHI DAN DITERIMA KEMBALI OLEH ALLAH.
( bewe 21092013)

Sumber :
1.      Hand out “ Bulan Kitab Suci 2013” KKKS KAJ
2.       Hasil diskusi pendalaman Kitab Suci Lingk St. Yakobus, paroki Santa Odilia, Citra Raya, Tagerang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar