“Dekat di mata Dekat Di Hati”
Dua minggu lalu, aku pergi ke toko buku Kanisius, di
pinggiran Jakarta Timur. Di satu sudutnya, saya
terkesan dengan sebuah stiker gaul berwarna hitam dan merah kental. Matching bangeth!! Saya tertarik bukan
karena murah dan warnanya yang mencolok, tetapi karena isinya yang cool, gue
banget, bunyinya :
Kamu menyebut Aku “Jalan”, tapi kamu tidak
mengikuti jalanku
Kamu menyebut Aku “Terang”,
tapi kamu tidak pernah melihat aku.
Kamu menyebut Aku “Guru”,
tapi kamu tidak pernah mendengarkan aku.
Kamu menyebut Aku “Tuan”, tapi kamu tidak
pernah melayani aku.
Kamu menyebut “Kebenaran”
tapi kamu tidak pernah percaya kepadaku.
Jangan kaget, jika suatu
hari nanti Aku tidak mengenal kamu.
Lalu saya jadi bertanya,
….
“Apakah aku sungguh mengenal Allah? Di mana akau dapat menemukan Allah Apakah
melulu ditempat yang sepi, hening,jauh dari keramaian? Apakah Allah itu sungguh
dapat ditemukan dan dialami dalam diri
sesamaku?
So
what githu loch!!”
Saya
punya cerita begini…..
Aming, seorang pemuda gantheng, tukang tambal
banmotor, suatu siang terik, tiba-tiba mendengar suatu yang berkata : Aming …
Aming … besok saya akan dating mengunjungi
engkau di bengkel tuamu!”Tak ada seorangpun di sekitar situ. Dan , suara itu
terdengar jelas samapai tiga kali. Akhirnya, Aming pede banget kalo itu
suara Tuhan sendiri.
Keesokkan
harinya, Aming memastikan Tuhan di bengkelnya. Udara pagi itu sangat buruk, hujan
besar. Sementara dia asyik bekerja, tiba-tiba muncul seorang teman dekatnya yang dating hendak meminjam uang.
Sialan! Bete!
Menjengkelkan! Tapi dilayaninya
juga. Menjelang tengah hari, Tuhan belum juga nongol . Tetapi muncul seorang pemuda yang tak dikenalnya. Pemuda itu
kelaparan dan kedinginan. Ia meminta tempat berteduh di bengkel Aming. Aming
mempersilakannya duduk di suatu sudut di
bengkelnya. Ketika udara agak cerah, tamu itu minta pamit dan kemudian pergi.
Pada
sore harinya, Tuhan belum juga muncul . Tetapi malahan gadis tetangganya datang
terengah-engah dan meminta bantuan Aming untuk memanggilkan dokter sebab
bapaknya sakit keras, hampir meningggal. Waduh bagaimana ini, apakah Aming
harus pergi? Bagaimana kalau Tuhan datang ketika ia tidak berada di bengke itu?
Akhirny, ia cepat-cepat pergi memanggil dokter itu dan selekas mungkin ia kembali ke bengkelnya,
takut kalau-kalau Tuhan sudah datang ke bengkelnya.
Tetapi
sampai malam tiba, Tuhan tidak jug muncul. Apakah Tuhan sudanh datang waktu
Aming tidak berada dibengkelnya ? ketika ia hendak menutup pintu bengkelnya
tiba-tiba ia mendengar suara Tuhan :
“Aming, Aming.
“
“Ya
Tuhan mengapa Engkau tidak datang juga?”
“Aku
datang Aming, bahkan sampai tiga kali aku datang kepadamu”
Tiba-tiba, Aming teringat akan pengalamannya hari ini, ketika ia bertemu seorang teman dekatnya
yang ingin meminjam uang. Ketika ia bertemu dengan seorang pemuda tak dikenal
yang kelaparan dan kedinginan. Dan, ketika ia bertemu dengan gadis tetangganya
yang meminta bantunannya untuk mencarikan dokter buat bapaknya …………
Memang bukan kebetulan kalu Tuhan telah lahir dan
menjadikan dirinya seperti sesame kita, yang kerap setiap hari kita jumpai,
lewat diri teman-teman kita, di rumah, sekolah, gereja, dan pelbagai tempat
lainnya……..
Sosok pahlawan selalu bermakna pun memikat, apalagi
pahlawan kemudian diberi nama Yesus Kristus ini, “ ia menjadikan segala-galanya
baik “ (Mrk 7:37).
Semoga semua semua orang, khususnya yan KLMTC. Kecil-lemah-miskin-tersingkir,
dan cacat, yang kita jumpai setiap harinya semakin dekat di mata, tapi juga
semakin dekat di hati karena kita sungguh melihat kehadiran Tuhan yang nyata
lewat perjumpaan dengan mereka semua. Semoga.
( diambi dari : buku Josh Kokoh, Pr, 2009, “Mimbar Altar”, Yogyakarta : Kanisius )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar