Tuhan memberiku tugas yaitu membawa keong jalan – jalan.………… aku
mendesak, menghardik, memarahi keong
yang tak dapat berjalan cepat ………….Ya Tuhan! Mengapa ?.....Pelankan langkah
tenamgkan hati…..oh?.....Tiba tbab tercium aroma bunga, ternyata ini adalah
sebuah taman bunga, aku rasakan hembusan angin , ternyata angin malam terasa lembut,
ada lagi aku dengar kicau burung, suara
dengung cacing. Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?.....mengapa dulu aku tidak rasakan semua ini ? ah ..mungkin aku telah salah menduga! …Ternyata Tuhan meminta
keong menuntunku jalan – jalan sehingga aku dapat memahami dan merasakan
keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan
cepatnya. “he’s here and with me for a reason…( warta odilia, 1 februari 2009)
Itulah suatu kebiasaan tiap pagi di SMP Tarakanita Gading Serpong, siwa
– siswi, guru dan karyawan mendengarkan
cerita yang dibacakan sebelum doa pagi
dan memulai pembelajaran. Kebiasaan ini dapat membangkitkan semangat, mampu menyatukan
pikiran dan hati, serta memahami kebermaknaan hidup. Sehingga diharapkan mampu membantu siswa –
siswi SMP Tarakanita Gading Serpong dalam pembentukan karakter pribadinya. Cerita dan renungan
(harian, HPS, Bulan kitan suci, masa tertentu) selalu dibacakan secara
bergantian.
Menurut ahli pendidikan, pribadi mandiri adalah dia yang tahu siapa
dan apa dia itu. Jadi dia seorang manusia yang tahu apa yang dilakukannya,
karena sadar apa yang dituju. Kemandirian hasil suatu proses; proses
pertumbuhan, proses perkembangan. ( J
Drost,” Peran sekolah dalam membentuk membentuk kemandirian “,Kompas ). Maka mendengar cerita dan renungan merupakan
salah satu proses situasi awal yang
memungkinkan memulainya dan kelangsungan jalanya proses pembentukan pribadi utuh .
Kebiasaan lain dipagi hari adalah
saling memberi senyum, salam dan sapa, antara
guru dengan siswa, pendidik dan anak didik.. Pagi hari kepala sekolah
atau wakil kepala sekolah berserta
beberapa guru menyambut siswa sebelum siswa memasuki area sekolah.oh! Sangat
indah sekali keakraban antar guru dan siswa, bukan hanya selamat pagi tapi juga
dapat mennyakan kabar hari ini atau mennyakan hal lains serta guru langsung
mempu melihat bagaimana keadaan para
siswanya hari itu segar, sedang ada masalah . Dari siswa kebiasaan ini mereka merasa diterima, dihargai, diperhatikan serta
dilindungi, sehingga para siswa bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran
hari itu. Menurut Michael Marland ,1975 (
educare, nomor11/II/Februari 2006) mengasuh anak, anak harus merasa
dilindungi/diasuh/dirawat. Dari guru dapat mengenal nama dan pribadi siswanya. Hubungan yang hangat antara pendidik dan anak
didik juga sebagai pendorong dan salah satu penentu keberhasilan proses
pembelajaran belajar . kebiasaan saling senyum dan memberi salam terus
dilakukan guru dan siwa dalam proses kegiatan selanjutnya.
Bila menyusuri serambi kelas kita bisa melihat dari luar, dinding kelas bagian
belakang dan diluar kelas , berupa mading,
penuh gambar, poster atau tulisan – tulisan informatif
yang dibuat para siswa. Dekorasi berupa karya – karya siswa, gambar,
poster atau tulisan itu diyakini mampu memberikan rangsangan visual kepada
siswa. Mengutip tulisan St Kartono ( “Mengasah Imajinasi”,
Kompas ), imajinasi inilah yang
memungkinkan siswa tumbuh menjadi pribadi kreatif. SMP
Tarakanita Gading Serpong menyediakan
sebagian dinding kelas menjadi ’ramai’
oleh gambar atau informasi yang edukatif
dan inspiratif.
Belajar di lingkungan yang nyaman,
teman – teman yang menyenangkan dan guru yang bersahabat tentu akan memuat
siswa semakin bersemangat belajar. Mereka
dapat memulai pencapaian cita – citanya melalui SMP Tarakanita Gading
Serpong dengan mantap. Akhirnya semua berharap mereka menjadi generasi yang
baik dan sukses. Suskses bukan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga bagi
keluarga, masyarakat, negara dan bagi
semuanya. Semoga. (bewe )
Akhir
Oktober 2009
f.
budi wibowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar