Jeda sejenak.....
Hidup seperti Gema
Pada suatu hari
seorang ibu menegur anak laki-lakinya yang masih kecil.
Dalam kemarahan
yang besar, anak itu meneriakinya, “Aku benci kamu!”
Anak itu kemudian
lari keluar dari rumah dan masuk ke dalam hutan.
Di sana ia berdiri
di sebuah bukit dan berteriak,
“…….Aku benci kamu! Aku benci kamu! Aku benci kamu!”
Kemudian ia
mendengar suara (gema suaranya sendiri) yang sama,
“Aku benci kamu! Aku benci kamu! Aku benci kamu!”
Anak itu kaget dan
mulai takut.
Maka ia berlari
kembali ke rumah dan mencari ibunya,
“….. Mami,
ada seorang pria jahat di hutan yang berteriak : aku benci kamu.”
Mendengar cerita
sang anak, ibu itu tersenyum.
“Mari kita ke sana
dan melihatnya,” kata sang ibu.
Mereka berdua
kemudian pergi masuk ke hutan dan berhenti di tempat di mana anak itu tadi
berdiri dan berteriak.
Kata ibunya,
“Nak, sekarang berteriaklah : Aku cinta padamu. Aku
cinta padamu. Aku cinta padamu!”
Setelah anak itu
berteriak, terdengarlah suara yang sama :
“Aku cinta padamu! Aku cinta padamu! Aku cinta
padamu!”
“Kok bisa begitu,
mami?” tanya anak itu.
“Itu namanya gema,
nak. Dinding batu di depan itu yang telah memantulkan suaramu tadi,” jawab sang
ibu.
“Begitu juga hidup kita
ini seperti gema.
Kita menerima kembali
apa yang telah kita berikan.
….Kalau kita mencintai,
kita akan dicintai.
Kalau kita membenci,
kita juga akan dibenci.”
Ibu dan anak itu kemudian berpelukan.
Adaptasi dari cerita Robert Schuller
( sumber : Rahkito Jati OMI,2005, “Segelas Susu”,Yogyakarta, Yayasan Pustaka Nusatama )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar