Yuk, mengenal gaya belajar kita !
Banyak anak usia remaja menurun
prestasinya, kurang minat belajar dan kadang mulai menjadi tidak menurut pada
orang tua. Walaupun masyarakat umum percaya bahwa kebanyakan remaja menjadi
budak hormon mereka ( belajar nomor dua bila dibandingkan dengan
lawan jenis) demikian hasil penelitian Martin Convington.
“Pak saya sudah belajar tapi kok hasilnya tidak baik?” ,
” pak sudah belajar tapi susah masuknya,………. lupa lagi!”
, “ Maaf pak, saya semalam tidak dapat konsentrasi belajar dengan baik, karena adik memutar lagu
saat belajar, jadi berisik………, “
demikian sebagian keluhan siswa
mengenai belajar.
Selain hal itu, memang anak remaja sekarang banyak tantangan baik
dari dalam diri maupun dari luar diri. Tantangan ada yang nyata maupun yang ‘halus’, tak merasakan
bahwa suatu kegiatan tersebut mengandung
halangan untuk anak berprestasi. Di tambah lagi kehadiran berbagai mall,
internet, game, televisi dengan berbagai mata acaranya, yang kadang kurang
mendidik. Kehadiran teknologi dan kemajuan jaman bisa mendukung pun bisa sebaliknya. Disinilah
peran orang dewasa, guru dan orang tua, dalam mendampingi anak – anak.
Guru dan orang tua dapat mengambil
peran dalam pendampingan untuk menanamkan pada anak bahwa usaha lebih penting
dari kemampuan. Akhir – akhir ini Komite
Nobel Norwegia
mengumumkan orang-orang yang
pantas mendapatkan penghargaan Nobel tahun 2009 bidang Sastra, Fisika, Ekonomi ( Oliver Williamson –
Elinor Ostrom ) dan Perdamaian ( Barack Obama ). Mer eka adalah tokoh – tokoh
yang menunjukkan dedikasi yang tak kenal menyerah dalam mengusahakan dan selalu belajar untuk mengusahakan perdamaian,
kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat umat manusia di dunia ini.
Kita dapat belajar dari para peraih
Nobel 2009 itu. Bagaimana mereka tekun berusaha, tak berhenti belajar dan
berani melakukan perubahan sesuai bidangnya. Baca sosok lengkap para peraih
Nobel di media cetak. Memang sebagai pelajar kita mesti selalu belajar. Namun apakah kita sudah selalu belajar ?
Apakah kita sudah belajar dengan benar? Apakah kita sudah sungguh-sungguh
belajar tapi belum menunjukkan perbaikan
atau peningkatan ? Sebagai gambaran,
berikut disajikan gaya belajar :
- Haptik / Kinestestik , ( bergerak ,menyentuh, malakukan ),Pembelajar Kinetestik.
orang ( baca : siswa ) yang belajar paling baik ketika terlibat
bersama, mengalami, dan mencoba - coba. Orang- orang yang memiliki gaya
pembelajar kinestestik mengandalkan proses belajar melalui cirri-ciri fisik
- Visual, ( gambar ) , Pembelajar Visual ,
orang (baca :
siswa ) yang belajar paling baik
ketika mereka melihat gambar –gambar yang mereka pelajari. Orang yang mempunyai
gaya belajar sebagai pembelajar Visual, proses belajarnya bertumpu pada matanya
(melihat). Mereka melihat dan memperhatikan bentuk, mereka menghafalkan sesuatu
dengan cara “melihat” dari yang tersimpan di matanya. Pembelajar visual akan
senang dengan peta, grafik, diagram, dan mereka senang membaca buku. Mereka
akan lebih memahami, apabila kepadanya, ditunjukkan ( secara visual ) hal – hal
yang harus dikerjakanya. Mereka menyenangi situasi yang banyak memperlihatkan
sesuatu yang bisa “ dibaca” dengan cara melihat.
Mendengarkan pelajaran atau
diskusi, bagi pembelajar visual merupakan kegiatan yang sering kali membosankan.
Mereka akan bosan bila menerima penugasan tanpa disertai demontrasi contoh.
- Auditorial.( suara musik ), Pembelajar Pendengar, :
orang (baca : siswa ) yang belajar
paling baik melalui suara musik dan berbicara. Orang yang mempunyai gaya pembelajar
pendengar mengandalkan proses belajarnya melalui telinga (pendenganran). Mereka
memperhatikan sangat baik pada hal-hal yang didengar : mereka mengingat sesuatu
dengan cara” melihat”dari yang tersimpan di telinganya. Pada umumnya,
pembelajar pendengar senang mendengarkan ceramah, diskusi, berita radio, kaset,
mereka senang belajar dengan cara mendengar dan berinteraksi dengan orang lain.
Mereka memiliki kecenderungan lebih memahami tugas-tugasnya bila penjelasannya
diberikan secara lisan.
Bagi pembelajar pendengar,
kadang-kadang membaca merupakan kegiatan yang membosankan. Diagram dan
penjelasan tertulis tanpa penjelasan lisan sering membuatnya bingung.
Setiap orang mempunyai ketiga gaya tersebut, namun masing –
masing orang mempunyai kelebihan dalam salah satu gaya belajar saja. Menurut para
peneliti ,belajar yang baik adalah yang
mampu mengkombinasikan ketiga gaya tersebut dengan menonjolkan sesuai kekhasan siswa.
Semua dari kita adalah cerdas, maka kita harus
berani meningkatakan kemampuan belajar kita, serta berani melakukan perubahan
dari gaya ‘asal belajar’ menjadi belajar dengan mempertimbangkan kekhasan kita. Memang untuk mencoba hal baru tidak
semua berani, lebih banyak orang menolak. Mari kita berani mulai dari yang kecil dan sederhana. Mari
mencoba belajar dengan baik. Rhenald Kasali mengatakan perasaan menolak untuk
melakukan hal yang baik, disisi lain merupakan kekuatan besar yang selalu menerimanya yaitu hope. Harapan inilah yang memotivasi kita untuk
meraih suskses.
Selesai UTS 1 kita bersiap untuk
Ujian semester I dan kelas 9 akan
ditambah dengan persiapan UN. Masih cukup waktu bagi kita para siswa mempersiapkan
diri menghadapi tugas tersebut dengan semangat dan harapan yang tinggi. Semua
itu pasti bisa kita raih bila mulai sekarang belajar dengan baik. Keberhasilan
yang akan kita raih, akan membuat siswa tersenyum, teman – teman tersenyum,
guru tersenyum dan orang tua akan juga tersenyum. Orang tua akan mengapresiasikan usaha dan perjuangan
anaknya, sekecil apapun . Hm sangat membanggakan. ( bewe )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar