Jumat, 04 Juli 2014

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK Kurikulum 2013



KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
Kurikulum 2013


 gambar : simpel-artikel.blogspot.com

Badan Pengembangan SDM pendidikan dan kebudayaan
 Penjaminan mutu pendidikan
Kementerian pendidikan dan kebudayaan  




gambar : id.wikipedia.org

A.    Esensi Pendekatan Saintifik

·         Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

·         Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).

·         Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).

·         Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.

·         Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.


B.    Kriteria Pembelajaran Berbasis Ilmiah

1.      Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2.      Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3.      Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6.      Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7.      Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

8.      Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah.


C.     Langkah-Langkah Pembelajaran Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu:
1)     sikap (peserta didik tahu mengapa),
2)     pengetahuan (peserta didik tahu apa), 
3)     keterampilan (peserta didik tahu bagaimana)



Langkah-Langkah Pembelajaran  Pendekatan Saintifik:
a.       Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”

b.      Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”

c.       Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

d.      Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e.       Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik.

f.        Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi :

a)     mengamati,
b)     menanya,
c)      mengumpulkan informasi/ mencoba,
d)     mengasosiasi/ mengolah informasi,
e)     mengkomunikasikan  untuk semua mata pelajaran.




D.    Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
1. Mengamati
·         Kegiatan Belajarnya :
Mengamati: melihat, membaca, mendengar,     menyimak (tanpa atau dengan alat).

·         Kompetensi yang Dikembangkan  :
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.        

·         Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan  tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
·         Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

1.1.            Kegiatan Belajar mengamati dengan cara:
                                               
MELIHAT
MEMBACA
MENDENGAR
MENYIMAK
( tanpa atau dgn alat
 
                                                  
                                               (tanpa atau dengan alat)


1.2.            Langkah-langkah Mengamati
a)     Menentukan objek apa yang akan diobservasi
b)     Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
c)      Menentukan  secara jelas  data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
d)     Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
e)     Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
f)       Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.


1.3.            Jenis-jenis Pengamatan
a)     Observasi biasa (common observation).
·         Peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer), dan
·          sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.

b)     Observasi terkendali (controlled observation).
·         peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
·         Pada observasi terkendali pelaku atau objek  yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan.

c)      Observasi partisipatif (participant observation).
·         Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
·         Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati


2. Menanya
·         Kegiatan Belajarnya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.

·         Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

·         Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Ø  Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
Ø  Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

·         Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal.
Ø  Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.
Ø  Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!

·         Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan hipotetik)                              

LISAN


TULISAN
 
                                          LISAN
                                                           
3. Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
·         Kegiatan Belajarnya
Ø  Melakukan eksperimen
Ø  Membaca sumber lain selain buku teks.
Ø  Mengamati objek/kejadian
Ø  Aktivitas
Ø  Wawancara dengan narasumber

·         Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.     
4. Mengasosiasikan/ Mengolah
·         Kegiatan Belajarnya
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi

·         Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .   
5. Mengkomunikasikan
·         Kegiatan Belajarnya
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan  hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnnya.

·         Kompetensi yang Dikembangkan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.     
Sumber : Materi pelatihan Sosialisasi kurikulum 2013. Juni 2014 Kab.Tangerang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar