Minggu, 14 Oktober 2012

menjadi guru


Terapi menjadi Guru yang Baik

dok : Kompas Image


Waktu  saya pergi ke toko buku depan gereja Kristoforus, Grogol,  saya mendapati  sebuah buku kecil warna coklat yang sudah agak kusam. Mungkin buku itu sudah lama dipajang dan kurang mendapat perhatian  pengunjung, karena letaknya menempel dinding kaca yang  sering terkena sinar matahari siang. Tertarik dengan judulnya, saya menemukan kalimat :

Ingatlah para guru yang mempengaruhi hidupmu demi kebaikan ….
Apa yang telah mereka lakukan?
Bagaimana mereka memberikan apa yang engkau butuhkan?
Ikutilah teladan mereka.
(  Karen Katafiasz )

Banyak buku tentang menjadi guru yang baik, tapi menurut saya buku kecil ini memberikan sisi lain menjadi seorang guru. Setelah sekian tahun saya menjadi guru, hanya mengandalkan teori-teori keguruan,  rasanya berat dan saya sering mengalami kesulitan mempraktekan di ruang kelas, karena banyaknya  administrasi gur yang cukup banyak dan tugas-tugas tambahan lainnya.  
Buku ini memberikan hal sederhana dan  hal-hal yang dibicarakan seolah menjadi bagian dari diri keseharian saya, sehingga terasa seperti melayani dengan kehidupan diri. Misal  Jika ingin memberikan yang terbaik bagi murid, ya ingat saja hal-hal yang baik yang kita rasakan saat guru kita mendampingi kita. Atau inspirasi-insipirasi lainnya : bergairahlah, dengarkanlah, hormatilah dan bertindaklah dengan jujur,  adil, dan tulus terhadap murid kita. Ini membuka kesadaran saya bahwa  mendidik dan mengajar harus memperhatikan kebutuhan dan  mampu membentuk kehidupan yang memberikan harapan sekaligus tantangan bagi masa depannya.
Saya  diinggatkan juga, sebagai guru yang banyak tantangan,   untuk mampu mengatur diri :  kesehatan, waktu istirahat, juga kesehatan rohaniahnya,  dengan olah raga,  makan yang bergizi dan  menghadirkan Tuhan dalam ruang kelas, melalui sikap kita yang adil, jujur dan bijaksana.
Dan banyak lagi yang menyegarkan kita sebagai seorang guru, baik guru muda maupun bagi guru-guru yang telah lama mengajar pun juga bagi calon guru, misalnya murid di dalam kelas merasa diterima, aman dihormati, dan ditantang untuk masa depannya. Secara lengkap “terapi menjadi guru” disajikan di bawah ini.
Tulisan dari buku ini,  dimaksudkan hanya sebagai ‘pintu’ bagi kita  agar dapat masuk kedalam suatu pengalaman yang menyentuh saat  melayani murid-murid kita   dan membuka wawasan kita dalam meningkatkan pelayanan itu sendiri. Yang ujungnya,  mendapatkan hasil dan buah dari pelayanan kita,  ya murid kita sendiri. Sehingga kita tidak harus urut membacanya untuk mendapatkan yang sesuai dengan  pengalaman  kita. Ambil yang cocok dengan  suasana hati kita yang akan kita gunakan dalam ruang kelas saat melayani para murid.  


1.      Melewatkan masa hidupmu dengan melakukan hal-hal yang berarti merupakan yang terbesar dari segala prestasi.
Mengajar itu berarti.

2.      Ingatlah para guru yang mempengaruhi hidupmu demi kebaikan ….
Apa yang telah mereka lakukan?
 Bagaimana mereka memberikan apa yang engkau butuhkan?
 Ikutilah teladan mereka.

3.      Sadarlah bahwa engkau mengajar jauh lebih banyak daripada satu mata pelajaran.
 Engkau sedang membuka pikiran dn hati;
 Engkau sedang membentuk kehidupan.

4.      Pancarkan semagat kepada murid-muridmu, tehadap pembelajaran, hidup dan untuk mengikutsertakan para murid dalam pembelajaran dan kehidupan.
Murid-muridmu dan dirimu akan jauh lebih kaya.

5.      Bergairah dengan mata pelajaran yang engkau ajarkan. Kegembiraan mudah menjalar.

6.      Dengarkan dan hormatilah impian para muridmu.
Kemudian, berikanlah mereka tantangan untuk mencapai yang lebih tinggi.

7.      Anak-anak membutuhkan aturan dan pedoman yang sehat untuk belajar dan bertumbuh secara baik.  Berikanlah para muridmu aturan-aturan yang tegas, wajar, dan konsisten.

8.      Bertindaklah dengan jujur,  adil, dan tulus. Dengan melakukan hal-hal seperti itu, engkau mengajarkan nilai-nilai tersebut secara langsung.


9.      Gunakanlah pengaturan yang baik untuk meningkatkan efektivitas dan membentuk kerangka harimu. Kalau engkau membawa pekerjaan ke rumah, buatlah keputusan secara sadar untuk melakukanya. Engkau membutuhkan waktu senggang untuk tetap segar dan hindarkanlah suasana yang memudarkan semangatmu.

10.  Saat engkau meminta muridmu untuk bertanggungjawab, engkau juga harus bertanggung jawab kepada mereka. Hormatilah tanggung jawabmu; penuhilah janji-janjimu.

11.  Perhatikanlah!  Mengajar itu penuh tantangan. Benahilah dirimu secara fifik. Usahakanlah untuk makan siang yang sehat, sediakanlah waktu untuk berolah raga, dan beristirahatlah yang cukup.

12.  Peliharalah dirimu secara rohaniah. Pusatkanlah dirimu dalam Tuhan; sadarkanlah akan kehadiran Tuhan dalam ruang kelasmu.

13.  Para mrid membutuhkan satu ruang kelas, di mana mereka merasa diterima, aman dihormati, dan ditantang. Buatlah suasana ruang kelasmu seperti itu.

14.  Engkau memiliki banyak wewang dalam ruang kelas yaitu wewenang untuk mengatur nada dan wewenang untuk membuat diri seorang anak bersedih atau bergembira. Gunakanlah wewenagmu demi kebaikan.

15.  Ajarilah murid-muridmu  bahwa melakukan keslahan itu lumrah. Kesalahan bukan alas an untuk merasa maluu, tetapi kesempatan untuk belajar dan berbuat lebih baik.

16.  Akan ada waktu tertentu saat mana engkau tidak mudah berhubungan dengan seorang murid. Saadarlah akan perasaan dan pilihan-pilihan dan berusahalah menjadikan hal-hal tersebut lebih penting dengan berusaha memberikan perhatian dan perlakuan yang sama terhadap setiap anak.

17.  Berikanlah dukungan mendasar kepada murid-muridmu, bukan karenakelakuan mereka tetapi selau karena keberadaan mereka sebagai manusia. Bahkan, saat  engkau tidak menyukai mereka, engkau dapat  mencintai mereka.

18.  Bisa saja terdapat begitu banyak godaan dalm pikiran dan hati para muridmu, seperti keadaan keluarga yang terganggu, persahabtan yang berubah, ketidakpastian, kebingungan , dan ketakutan. Kenailah mereka sebagai pribadi yang utuh.

19.  Sadarilah bahwa bagi beberapa murid, sekolah adalah sebuah tempat istirahat, sebuah tempat yang aman. Jagalah sekolah sebagai tempat yang aman bagi mereka untuk menyatakan diri dan menjadi diri mereka sendiri.

20.  Setiap hari engkau memiliki kesempatan untuk menawarkan dunia kepada murid-muridmu, memberi  mereka pengetahuan dan pengalaman yang mengubah kehidupan. Nikmatilah kemungkinan-kemungkinan yang ada tersebut.

21.  Bantulah murid-muridmu merenungkan kekuatan mereka untuk berprestasi dan menjadi yang terbaik. Kepuasan kana pa yang mereka capai member mereka kehormatan diri.

22.  Sekolah dapat menjdai tempat-tempat murid-murid belajar bahwa mereka berguna dan dapat mengimbangi pelajaran-pelajaran tidak sehat yang mereka pelajari di tempat lain. Berikanlah mereka kesempatan untuk itu.

23.  Peliharalah dirimu secara  mental. Teruslah belajar;  kembangkanlah bakat-bakatmu. Usaha tersebut akan meningkatkan dan menguatkan hidupmu sert memberimu dimensi-dimensi baru untuk dibagikan pada para muridmu.

24.  Ingatlah bahwa murid-muridmu sedang dan berkembang. Bersabarlah dengan pikiran dan semangat yang sedang bertumbuh itu.

25.  Humor dapat menjadi sarana yang sangat berpengaruh. Gunakanlah humor dengan lembut, bijaksana, dan jangan pernah menggunkannya untuk menyakti orang lain.

26.  Peliharalah dirimu secara psikologis. Hadapilah kebutuhan   dan persoalan-persoalanmu, sehingga tidak mencoba memenuhi kebutuhanmu itu dari pemberian murid-muridmu.

27.  Carilah dukunga, pengertian, nasihat, dan gelak-tawa pada rekan-rekan gurumu. Mereka dapat menjadi sumber kearifn dan kekuatan.

28.  Berpikirlah positif tentang dirimu; beri dirimu satu dasar yang kokoh dengan menyadari bahwa engkau baik-baik saja.
Orang merasa engkau baik bila engkau juga merasakan hal yang sama tentang dirimu.

29.  Sadarilah bahwa apabila engkau dalam keadaan aman, engkau dapat mengahadapi  rasa tidak aman seorang anak; bilamana engkau senang dan santai, engkau menenangkan  ketakutan seorang anak.
Dengan memelihara dirimu, engkau dapat membantu murid-muridmu.

30.  Berkli-kali sepnjang hari, engkau menghadapi pilihan-pilihan; engkau dapat menghrgai atau engkau menghilangkan; engkau dapat meneguhkan atau tidak manusiawi. Buatlah pilihan secara sadar.

31.  Ingatlah betapa sulit untuk menjadi seorang anak, betapa rapuh dan rentannya anak-anak yang berada di dunia, di mana mereka tidak yakin akan diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak mau menunjukkannya. Di dunia ini engkau dapat menjadi seorang pembimbing yang penuh kasih.

32.  Bila hari-harimu terasa sulit, moralmu enurun, ingatlah kembali mengapa engkau menjadi seorang guru. Ingatlah kembali saat-saat ketika engkau menyadari bahwa menjadi guru merupakan pilihan yang tepat.

33.  Sadarilah bahwa engkau adalah orang dewasa dan murid-muridmu masih anak-anak. Namun, sadarilah bahwa engkau juga memiliki perasaan sebagai anak-anak yang membutuhkan perhatian dan kasihmu. Jangan biarkan perasaan akan kebutuhan itu berinteraksi dengan murid-muridmu.

34.  Ketahuilah bahwa dalam hal-hal berbeda, murid-muridmu cerdas. Gunakanlah teknik-teknik pembelajaran yang berbedauntuk mencapai segala jenis kepandaian yang mereka miliki : verbal, logis, visual, badaniah, musical, interpersonal, dan diri.

35.  Hargailah keunikan setiap muridmu sebagai bagaian keanekaragaman ciptaan Tuhan yang melimpah. Teguhkanlah segala keunikan anak-anak, bakat mereka yang beragam, dan latar belakang kebudayaan mereka yang berbeda.

36.  Semangatilah murid-muridmu. Biarkanlah mereka mengetahui bahwa mereka dapat melakukan hal-hal yang berbeda, sehingga dunia dapat menjadi lebih baik karena eksisitensi mereka.

37.  Percayalah terhadap potensi manusia yang tak terbatas. Apabila engkau menharapkan yang terbaik dari murid-muridmu, engkau akan mendapatkanya.

38.  Engkau memiliki kemampuan untuk menyentuh kehidupan untuk kehidupan dengan cara yang tak terbatas dan menakjubkan. Bersyukurlah bahwa engkau seorang guru!
Semoga  ada beberapa hal yang dapat bapak ibu jadikan inspirasi kita dalam melayani murid-murid kita.  Semoga ! ( bewe okt2012)


( Sumber buku: Karen katafiasz, “ Teacher Therapy” (Terapi Menjadi Guru yang Baik)”, 2004, penerbit OBOR, Jakarta)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar