Minggu, 20 Januari 2013

Berpikir positif


Berpikir positif




“Seseorang cacat atau tidak 
bukan ditentukan oleh fisiknya semata,
Tetapi ditentukan oleh cara berpikir dan perbuatanya’


Dalam kegiatan retret kelas 9  yang mengambil tema ‘Bertolaklah ketempat yang dalam’ ‘Duc in altum’, setiap siswa sebagai tanda rekonsiliasi anak dengan teman maupun guru membuat surat cinta. Kegiatan ini ingin memberikan kesempatan siswa untuk berani dan mampu melaksanakan rekonsiliasi atas semua perbuata yang sudah dilakukannya. Hal yang sederhana tetapi mengadung kekuatan yang dalam bagi setiap siswa, karena banyak hal yang dapat dipetik dalam ungkapan ataupun tulisan ‘maaf’. Sekarang kata maaf merupakan hal yang sulit ditemui dalam kehidupan, yang ada adalah sebaliknya  bahkan ,olok-olokan,  cacian, ejekan bahkan ancaman yang semakin menakutkan atau menjaukan pribadi satu dengan pribadi yang lain.

Banyak orang susah mengatakan ‘maaf’, padahal  menurut Fr. Dkn G. Simon, kata  maaf sebenarnya kata yang mudah diucapkan seperti kata ‘ayo’ atau ‘lari’ . hendaknya setiap pribadi dengan sadar mengatakan ‘maaf’ jika melakukan kesalahan. Kata ‘maaf’ juga menunjukkan kerendahan hati, serta mampu memperbaiki relasi, menunjukkan situasi yang mendamaikan.Saat siswa menuliskan rekonsilisasi merasa kurang waktu memang membutuhkan ‘energi’ untuk menuliskan, maka pembimbing memberikan tambahan waktu sampai esok pagi. Saya memahami ‘beban’ siswa menuliskan ‘maaf’kepada teman dan guru. Tetapi saya yakin kata ‘maaf’ bila digunakan orang yang tepat, pada situasi yang tepat dan waktu yang tepat pula, maka tindakan tersebut sangatlah tepat untuk menjadikanya suatu pembiasaan dalam berelasi dengan sesame.

Selesai retret saya mendapat satu amplop berisi ‘surat cinta’ ( rekonsiliasi) siswa peserta retret, setiba di rumah,  saya  baca  lembar demi lembar,  sambil mendoakan setiap ‘tulisan’ yang telah dibuat siswa karena yakin siswa menulis dengan permenungan yang mendalam  disertai doa. Hampir semua senada tentang rekonsiliasi, tapi ada satu yang mengelitik saya, sebuah tulisan   :  …. berpikir positif ! … . apa maksudnya ?. Selesai membaca semua ‘surat cinta’ saya masih memikirkan kata tersebut, ah … sebagai guru aku memang harus selalu berpikir positif terhadap kata-kata maupun perilaku siswa, karena memang mereka merupakan manusia muda, menurut Driyarkara,  tugasku memanusiakan manusia muda. Aku teringat  tulisan Greg Edwin , psikologi plus, ‘Lebih mudah mana’ yang mengajarkan pilihan hidup yang sederhana tentang berpikir positif.




Lebih mudah mana …
Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam disetiap jalanan,
 atau memakai sepatu agar kaki tidak terluka?

Lebih mudah mana …
Berusaha mensteril semua tempat agar tak ada kuman,
atau memperkuat daya tahan tubuh?

Lebih mudah mana …
Berusaha mencegah setiap mulut agar tak bicara sembarangan,
Atau menjaga hati agar tak mudah tersinggung?

Lebih mudah mana …
Berusaha menguasai orang lain,
Atau belajar menguasai diri sendiri?
Yang penting bukan bagaimana orang harus baik padaku,
Melainkan bagaimana kita berusaha baik pada semua orang.
Karena bukan orang lain yang membuat kita bahagia,
tapi sikap kitalah yang menentukan, kita bahagia atau tidak.

Hidup adalah apa yang kujalani, bukan orang lain yang menentukan.
Jadi berpikir positif, berbicara positif, bertindak positif,
dan tidak perlu sensitif.

Terimakasih sahabat-sahabatku atas ‘surat cinta’nya. Aku akan selalu belajar berpikir positif  !. ( bewe, jan2013).

Sumber buku :
Greg Edwin. ‘Lebih mudah mana ‘Psikologi plus, Nov 2012, Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar