Minggu, 06 Januari 2013

Semangat baru



Semangat baru

dok: boniseno.blog.ugm.ac.id

‘Tempore mutantur et nos mutamur in illis’.
Waktu berubah dan kita pun berubah seiring dengannya.
( drama karya Edward Forestt, Pedantius babk I adegan 3)


 “Tarakanita,..... satu hati,satu semangat,Tarakanita Yes”  selalu diucapkan baik oleh bapak ibu guru karyawan maupun oleh siswa Tarakanita, setiap kali mengawali kegiatan. Kadang diucapkan berkali-kali kalau responnya dianggap kurang bersemangat atau kurang serentak. Dan kalau sudah diucapkan secara semangat dan serentak, rasanya memang menggetarkan baik bagi yang mengucapkan maupun yang mendengarkan/menyaksikan. Memang hal ini merupakan kebiasaan yang baik karena  diharapkan setiap insan Tarakanita menjadi lebih semangat dalam  kebersamaan. Mereka dingatkan untuk tetap bersatu, tetap semangat dalam bingkai nilai-nilai ketarakanitaan.  Menurut penulis, pada awal ‘yel-yel’ ini diperkenalkan, terasa sekali getaran hingga dalam jiwa, ada perasaan bangga…, merasa ada kebersamaan dalam perjuangan, bahkan saya menjadi ‘merinding’…nyes.    

            Dalam kegiatan akhir-akhir ini’ yel-yel’ semacam itu masih tetap lakukan , namun terasa hanya diucapkan sebagai ‘kewajiban’ yang harus dilakukan saja, minimal ini yang penulis amati. Ada kesan yel diucapkan nyaris sudah kehilangan makna, seakan-akan telah menjadi sesuatu yang hiperbolik,  atau malah ‘lebay’ alias berlebihan. Padahal penulis yakin konsep ini dibuat mempunyai tujuan memberikan hal yang baik. Memasuki tahun baru, kiranya hal ini baik untuk kita refleksikan kembali makna sesungguhnya dari konsep ‘yel-yel’ tersebut.

Menurut saya  yel-yel ini mengandung makna kebersamaan, ingin membangun atmosfer keberasamaan dalam keluarga besar Tarakanita, dalam menghadapi berbagai tantangan dengan semangat ketarakanitaan. Pertanyaannya apakah selama setahun yang lalu kita sudah benar-benar bekerja sama? Atau hanya bersama-sama bekerja?!.  Kita memang pahami setiap karyawan memiliki perbedaan-perbedaan baik dalam latar belakangnya,  motivasinya, cara berpikirnya  serta perbedaan yang lainnya. Kadang dalam menghadapi suatu permasalahan yang ada, banyak dipengaruhi dengan keberagaman tersebut. Misalnya munculnya suatu isu, kadang isu sering kita anggap benar, hanya karena cocok dengan  prasangka itu. Apalagi kalau isu itu lahir dari ketakutan yang berkepanjangan akan suatu hal. Repotnya, kalau kita coba cari dari mana sebuah isu itu berasal, yang terjadi bukan hanya sumbernya yang tidak jelas dan malah berputar-putar, tapi sering bahkan berbuah isu baru . Begitu terus berputar dan kita lebih seru berkasak kusuk ketimbang kerja. Menurut Nana dalam tulisannya Show your Synergy,perbedaan dan keberagaman memang faktor yang sebenarnya menjadi kunci kekuatan kebersamaan (synergy). Tanpa perbedaan, tidak bakalan muncul pilihan-pilihan atau peluang-peluang baru.

Lalu bagaimana langkah kita di tahun baru ini? kata orang  di tahun baru  orang perlu membuat satu resolusi baru. Menurut Ruben saragih, ketika membuat resolusi baru untuk menerima hal-hal yang lebih di tahun ini, maka itu juga berarti kita perlu memberikan hal-hal yang lebih dibandingkan tahun yang lalu. Untuk menerima hasil yang berbeda kita tidak bisa terus melakukan hal yang sama. Bila kita  mengambil satu hal kecil masalah di atas yaitu kerjasama sebagai resolusi kita di tahun 2013. Berarti kita harus berani jujur terhadap masalah itu, yaitu berani memulai hal baru guna mengatasi halangan-halangan  untuk dapat bekerjasama. Karena jatidiri keberhasilan adalah keraja sama, menurut Jacob Oetomo. Saling menopang,  yang lemah dikuatkan , yang kuat memberi dukungan. Kebiasaan membesar-besarkan kekurangan orang lain, kita balik dengan membesar-besarkan kelebihan orang lain. Untuk apa? Untuk menciptakan kebersamaan. Apalagi pekerjaan kita, dilembaga pendidikan, adalah merupakan kerjasama, saling memberi kontribusi, yang dipresentasikan dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam IBSC. 

          Menurut teman di yayasan, kita tidak hanya harus kerja keras untuk bekerja tetapi lebih dari itu kita dituntut  kerja kreatif,  karena tanpa disadari persaingan semakin meningkat. Maka untuk memenangi kita perlu kerjasama, karena kerjasama merupakan kerja kelompok yang kreatif, untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang kokoh dan kuat. Selamat tahun baru teman-teman, mari kita berkerjasama melayani putra-putri yang telah dipercayakan kepada kita. ( bewe.6113)

“Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku 
dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya,
 maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya,
sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu 
akan memberi buahnya…” ( Imamat 26:3,4)


Sumber bacaan :
1.      Renald Kasali, ‘Change’, PT GPU. Jakarta, 2007.
2.      Ruben Saragih, Nana,  ‘Infokita’, Kompas Gramedia, Jakarta.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar