Minggu, 20 Januari 2013

'Duc in altum'


‘Duc in altum’


‘Bertolaklah ketempat yang dalam’ ( Luk 5:4a)


“Ikan itu layaknya berkat dari Tuhan  dalam hidup kita, walau kita sering diberi petunjuk oleh Tuhan , untuk diberi berkat seperti Simon, tetapi kita sering malas bahkan tidak percaya”,  kata  Rama , hal itu disampaikan karena  ia terkesan pada  Lukas 5, ayat 4&5.  Demikian salah satu sesi sharing dalam rangkaian retret selama enam  hari yang terbagi dalam dua gelombang. Gelombang I tanggal 14 – 16 januari 2013  untuk  siswa kelas 9C dan 9D yang didampingi bu Dian dan pak Widya serta bu Suzy dan gelombang kedua, 16 – 18 Januari 2013 siswa kelas 9A dan 9B didampingi pak Budi dan bu Heni serta Sr Giovani CB, bertempat  di wisma Berkat Cibodas.
Retret selama tiga hari per gelombang ini dikemas dalam berbagai kegiatan doa, sharing dan meditasi  serta dipadukan dengan  berbagai permainan yang  membentuk siswa belajar untuk kerjasama, kedisiplinan, ketenangan, kepercayaan,  dalam suasana keterbukaan dan kegembiraan. Semua rangkaian retret dibimbing oleh tim ‘temen maen’  yang punya motto bermain tidak main main hasilnya bukan main. Yang pimpin pak Sigit dan bu Sigit atau sering dipanggil oleh anak-anak ‘papi/mami’, kemudian ada kak Manus, kak Heru, kak temon serta kak Arif.
Sesuai dengan tujuan kegiatan yang sudah diprogramkan , maka beberapa kegiatan diadakan di dalam maupun diluar ruangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan   di luar  Circle webbing, kaki seribu, opposite . Pada hari pertama anak diminta menuliskan cita-citanya dalam kertas berbentuk bintang serta menempelkannya di sebarang tempat dalam satu ruangan dengan ketentuan, setinggi mungkin yang dapat tempelkan oleh tiap siswa. Anak dengan semangat menempelkan ‘bintangnya’ setinggi mungkin dengan berbagai cara, misalnya ada yang meloncat menempelkan  di dinding , ada yang naik kursi, bergendongan, bahkan ada yang naik kursi kemudian meloncat ke  atap ruangan. Dari kegiatan ini diharapkan setiap siswa mempunyai, ingat dan mulai mantap tentang cita-citanya serta ‘digantungkan’ setinggi mungkin  selama hidupnya serta mampu  memotivasi dalam belajarnya.
Sesi selanjutnya adalah sesi : perintah saling mengasihi ( Yoh 15; 9-17) ini dikemas dalam permainan dimana setiap kelompok  setelah bermain diminta mencari dan mendapatkan pesan saling mengasihi disetiap permainan. Permainannya   Circle webbing, kaki seribu, opposite. Kelompok-kelompok ini  dibentuk sebelum sesi 1 dengan dibuka dengan Ice Breaking : keterbukaan ( I want to be Your Friend). Tiap kelompok 10-12 orang dengan 1 ketua. Dan tiap kelompok mencari nama serta membuat yel-yel penyemangat sesuai nama kelompok secara singkat.  Selesai sesi ini dilanjutkan sesi ‘Pertualangan pencarian jati diri’ dan dilanjutkan ibadat malam meditatatif Taize, dimana dalam meditasi diciptakan susana hening dengan mematikan semua lampu diganti dengan cahaya lilin disekitar ruang meditasi selama kurang lebih 60 menit, dengan tetap dalam pencarian diri, SIAPAKAH AKAU?.

Meditasi
Oleh Laure Beth Jones

Aku adalah bumi-
Tanah yang menompang dan memelihara benda-benda hidup
Aku memberikan sandaran yang kuat kepada mereka yang berada disekitarku

Aku adalah angin-
Kekuatan yang mengahalau segala kekuatan lama dan membawa serta gagasan-gagasan baru seperti datangnya musim semi

Aku adalah api-
Yang menghidupkan daya kekuatan dan gairah dalam diri orang lain
Aku memberikan kehangatan kepada dinginnya malam musim dingin dan membersihkan jalan bagi suatu awal yang baru.

Aku adalah air-
Yang tak dapat ditahan. Tidak ada hambatan yang bias menghentikan diriku.
Aku mengalir diatas, menyelusup dibawah, mengintari dan menembus.
Aku bisa mengubah bentuk menjadi uap atau es atau hujan.
Aku memberi hidup kemanapun aku pergi.
Aku menyentuh setiap orang yang kutemui.
Lalu
SIAPAKAH AKU ?

        ‘Alam ciptaan yang mulia’ (Maz 148. Mat 6 : 26-34), merupakan tema ibadat pagi hari kedua. Semua rangkaian ibadat lagu pembukaan, dari doa pembukaan, pemerikasaan batin, tobat dan Tuhan Kasihanilah kami, bacaan Injil, sharing, Bapa kami, doa penutup, lagu penutup, disiapkan dan lakukan oleh siswa tiap kelompoknya. Bahkan mereka menyiapkan sendiri juga tempat, altar ( salib dan lilin), lagu  serta pemimpin ibadat, mereka mampu dan berjalan dengan baik. Berberapa sharing yang muncul, Valent, mendasarkan pendapatnya pada ayat  4-5, “Semakin jauh dan dalam, maka kita akan mendapatkan hasil yang lebih karena pengalaman Dodo, terkesan pada ayat  2 & 4 ”Menyerahkan diri dan bersyukurkarena kasih Allah untuk semuanya”,” Semakin membuka diri dan rendah hatiuntuk mencoba,maka pada akhirnya kita akan bersyukur lebih banyak. Kita mau mendapatkanbanyak tetapi kurang berusha dan seringkali kita malas”, kata Lola,yang terkesan  ayat  9 & 4. Henry Candra,  ayat 6,”Perlu persiapan yang matang untuk memperolehsesuatu yang diinginkan”.Reiner, ayat 7 & 8,”Hal yang didapat harus juga dibagi-bagikan ( berbagi dan bersyukur)”. Danil ayat 8 & 10,”     Tuhan pasti memafaafkan kesalahan kitajika kita mau bertobat dan membuka dirikepada Tuhan karena Tuhan Maha pengampun”. Patrick ayat 10,”Tuhan memberikan  kesempatan untuk lebih baik”.Vienna ayat 2,”Tuhan memeberikan kesempatan besar”, serta Adel terkesan pada  ayat 2 &3,”Kita tidak boleh mebeda-bedakan satu sama lain”.

Sesi selanjutnya “Tanggapan akan kasih Allah” dalam sesi ini setelah sharing siswa sampai pada kesimpulan apa tanggapan kita ( siswa) akan kasih Allah?....yaitu  bersyukur, percaya diri, menghormati dan tanggungjawab, mengembangkan anugerah yang sudah diberikan pada kita, mengasihi sesama, mempergunakan sebaik-baiknya talenta yang diberikan Tuhan pada kita, serta menghargai sesame. setelah mandi dan makan malam kegiatan semakin mengarah apada tujuan retret ini melalui rekonsiliasi anak dengan Tuhan ( mohon belas kasih), anak dengan orang tua, anak dengan teman dan guru disertai dengan ‘surat cinta” yang dibuat oleh siswa sebagai wjud rekonsiliasi, permohonan apun serta ucapan terimakasih. Serta dimasukkan kedalam amplop “surat cinta” yang akan dipersembahkan dalam misa serta diserahkan kepada teman dan guru setelah selesai retret.
Pada hari terakhir doa pagi : Kebangkitan serta kegiatan diluar ruang yaitu mengalirkan bola pingpong melalui pipa yang dibawa  menyambung antar siswa tiap kelompok. Permainan ini memberukan nilai kerjasama, keterbukaan, kecepatan  dan ketepatan  serta menghindari rasa putus asa ( semangat), meski beberpa kali jatuh dan harus mengulang kembali. Tiap kelompok tetap gembira melakukannya meski bukan menjadi  pemenang itulah keindahan permainnan ini. Selanjutnya setelah mandi pagi dilanjutkan pengakuan dosa pribadi.
Setiap siswa katolik diwajibkan mengikuti pengakuan dosa secara pribadi dengan pastor, yang didahului dengan ibadat pengakuan dosa secara singkat, sedangkan siswa lain mengikuti kegiatan rekonsiliasi dengan membakar ‘dosa-dosa’nya di tempat yang sudah disediakan dengan terlebih dahulu doa pribadi . Seluruh rangkaian retret diakhiri dengan misa bersama pastur Didit OFM. Dalam kotbahnya pastor bertanya : senjata apakah yang mampu mengubah dunia?... banyak jawaban terlontar dari siswa maupun guru pendamping tapi bukan itu yang dimaksud pastor. Selanjutnya pastor menegaskan bahwa senjata yang ampuh mengubah dunia adalah pendidikan, beliau mengutip dari yang disampaikan oleh Nelson Mandela. Berpikir bukan hanya dengan akal budi kita tetapi juga berpikir dengan hati. Belajar merupakan ungkapan rasa syukur atas kasih Tuhan yang sudah kita terima, sehingga kegiatan belajar merupakan ungkapan dari dalam diri /hati siswa sebagai silaih sudah dikasihi Allah, sihingga kegiatan belajar bukan paksaan dari orang tua maupun gurunya. Diakahir kotbahnya pastor berpesan bahwa semua yang sudah di berikan pembibing adalah baik dan benar, maka setelah retret ini setiap siswa diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik.
Siang hari setelah misa berakhir, semua siswa berkemas untuk pulang kembali ke Tangerang, kembali untuk mewujudkan diri menajdi pribadi-pribadi yang lebih baik dalam belajar maupun dalam kehidupan, baik dalam keluarga,sekolah, maupun masyarakat.  Bertolaklah ketempat yang dalam ‘Duc in altum’. ( bewe, januari2013)


Sumber bacaan :
Buku peserta retret SMP tarakanita  Gading Sserpong, 2013‘temen maen’. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar