Selasa, 18 September 2012

Antara Guru dan Petani


Antara Guru dan Petani

                                                                 duniachybill.worlpress.com


Di tangan seorang petani ( tentu saja dengan bantuan alam dan pertolongan Tuhan ) bibit/benih padi yang kecil itu bisa tumbuh dan berkembang dengan subur dan berbuah banyak/ lebat dan berlipat.
Dia tahu untuk apa dia menanam padi. Apa yang dia lakukan?
Dia menyiapkan lahan untuk menyemai bibit dengan doa ( bahkan ada yang dengan sesaji )
Dia menyiapkan lahan yang bagus dan matang untuk menanam bibit.
Dia tahu kapan saat menanam ( musim tepat, umur benih tepat ).
Dia menggunakan sarana agar jarak dan lajur tanaman sama, rapi dan teratur.

Seorang petani tahu pupuk yang baik dan cocok.

Dia tahu kapan dan berapa banyak dia harus memberi pupuk. Dia tahu seberapa besar air yang dialirkan.
Dia tahu pada umur berapa dia harus menyiangi tanamannya.
Dia melakukan pencegahan agar hama  ( tikus, wereng, burung  dan aneka penyakit tanaman ) tidak menyerang tanamannya.

Pendek kata seorang petani tahu kebutuhan tanamannya dan tahu kapan dan seberapa besar kebutuhan  itu diberikan agar tanamannnya berbuah bagus dan lebat. Bukankah seorang petanipun ahli pedagogik tanaman? Percayakah anda bahwa petanipun perlu ketrampilan berkomunikasi dengan tanaman?  Saat hampir panen dia memetik sebagian panenannya, mengundang saudara dan tetangganya untuk menyukuri hasil panenannya. Hasil bertaninya dia gunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya. Memang, petani tidak harus bergelar sarjana untuk menciptakan produk yang bagus, lebat dan unggul. Tetapi dia juga harus bekerja keras ( otak, hati dan ototnya ) dari saat memilih dan menentukan bibit sampai saat panen.agar tidak mengalami gagal panen ). Intinya dia harus mencintai dan menyayangi tanaman.

Di tangan seorang guru ( sendiri dan bersama-sama ) ( tentu saja dengan bantuan orang tua siswa dan pertolongan Tuhan ) seorang anak ( dengan seluruh potensinya  ) akan bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Dia tahu untuk apa dia menjadi guru dan mendidik anak-anak  Apa yang dia lakukan? Kurang lebih sama dengan seorang petani.

Apa yang berbeda?

Pertama, seorang guru harus berpendidikan formal. Kedua, dia tidak bisa memilih dan menentukan calon muridnya. Dia tidak bisa dan tidak boleh memilih hanya anak-anak yang bagus, baik dan unggul. Dia harus menerima semua anak ( yang kurang, sedang dan yang lebih, baik ekonomi maupun intelektualnya ).
 Yang jelas sama adalah petani dan guru mengolah mahluk hidup. Tumbuh, berkembang dan berbuah.
Benarkah keduanya adalah agent of changes?

( tulisan Bp. Antonisius Tumidjo, mantan kepala sekolah SMP Tarakanita GS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar